Membutuhkan cukup keberanian dan mengesampingkan rasa bimbang memang, untuk menjadi intelektual yang berani dan tidak menggunakan dua wajah untuk menyatakan sikap.
Ketegasan adalah salah satu konsep yang tidak bisa ditinggalkan seperti yang dilakukakan oleh YB. Mangunwijaya ataupun Jean Paul Sartre.Â
Sekali lagi, tekanan dari penguasa antara peningkatan kualitas akreditasi ataupun pencapaian dalam mendapatkan pangkat pengetahuan membuat mlempem mereka dan sering dijadikan sebagai menara gading.
Keresahaan intelektual seperti dikucilkan dan dihardik karena nalar kritisnya adalah sebuah hal yang biasa. Edward Said dalam bukunya Representation of The Intelectualls mengkaji bagaimana seharusnya intelektual itu bersikap dan berpihak.
Edward menggambarkan secara jelas dengan menyontohkan beberapa tokoh Intelektual seperti Adorno dan mengambil intisari dari karya novel James Joyce.
Novel James Joyce yang terdapat seorang tokoh bernama Stephen Dedalus yang idealis dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan untuk menolak terhadap budaya luar yang mapan.
Stephen Dedalus digambarkan sebagai sebagai tokoh yang memiliki intrgritas dalam berpihak untuk orang-orang yang tertindas dan menghardik bagi para ilmuwan yang tunduk kepada penguasa. Luar Biasa!
Mengulas sedikit intelektual berkebangsaan jerman Theodore Wisenground Adorno. Sikap adorno sebagai intelektual patut kita hargai dan beberapa menganggap aneh untuk sikap yang ia lakukan.
Adorno sangat berhati-hati dalam bersikap. Beliau sangat menghindari hingar-bingar masyarkat kontemporer. Bila kita bayangkan, kehidupannya sangatlah penat dengan hanya fokus kepada analisis sosial dan reproduksi pengetahuan.
Sikap yang dapat dipelajari dari Adorno yaitu sebuah mentalita intelektual untuk beitikad guna memurnikan pikir dan sikap terhadap kondisi sosial terkini. Dengan tidak terjebak didalam arus sosial, disitulah akan lahir kesterilan dalam bersikap.
Intelektualitas bukanlah golongan yang hingar bingar dengan memposting makanan mahal yang akan mereka makan ataupun kendaraan yang akan mereka kendarai demi tujuan panjat sosial yang semata.