Dalam ranah pendidikan pelajar sering dibenturkan dengan prespektif perekonomian yang mengarah kepada sifat liberalis-kapitalistik dengan diajarkannya aliran ekonomi arus utama --Neoklasik.
Gilang gemilang bangsa yang menggunakan perkonomian ini mencuci otak para penerus bangsa dengan menganggap bahwa jalur liberalism-kapitalistik merupakan jalur ridho dalam menciptakan rute perekonomian yang madani.
Masyarakat kecil yang menangis akibat tabiat kapitalis untuk menguasai tanah dengan alasan filantropik, melukai sebuah esensi ekonomi pancasila yang digadang-gadang memberika kesejehteraan dan keadilan sosial.
Nahas, yang terjadi sebuah analogi berupa keterjajahan dinegara sendiri. Konservatif sering dituduhkan bagi mereka yang tidak sepekat dengan dogma populis kaum bermodal.
Dalam prespektik ekonomi pancasila, digencarkan untuk menciptakan dinamika sosial yang koperatif. Kerja sama antar individu atau kelompok demi kemaslahatan kolektif.
Keterjebakan mindset masyarakat Indonesia dengan pemahaman yang bersifat liberalistis berdampak kepada kerakusan yang dapat mencederai golongan satu dengan yang lain.
Thomas Hobbes mendeskripsikan virus ini sebagai Homo Homini Lupus. Prespektif ekonomi liberal membawa individu kepada arah yang lebih kompetitif.
Ada dua sisi pandang esensi kompetitif yang dimimpikan oleh Adam Smith ketika hasil dari persaingan akan membantu golongan yang lemah menjadi lebih baik akan tetapi orang surga seperti itu hanya secuil ditengah kehidupan yang kompleks ini.
Ekonomi pansila seharusnya datang untuk menyadarkan dan menetralisir asas-asas liberal yang kadang melupakan makna kolektif yang terdapat dalam pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H