Mohon tunggu...
Djendoel Gesti
Djendoel Gesti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang gadis yang selalu haus dan lapar tentang ilmu kehidupan..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Bogel

13 November 2012   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:28 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hah? Kuliah? Makanan jenis apa itu?

"Besok itu ada seminar juga Gel, asiiik aku bakal ketemu orang-orang baru nanti. Kalau aku pulang kuliah nanti aku belikan otak-otak di deket halte itu. Kamu pasti suka deh."

Yayaya, terserah kamu ajalah otak-otak atau bulu-bulu, kepala-kepala, kumis-kumis yang penting bisa dimakan.

"Grrrrnymmmnyammmmeoongg," hanya itu yang keluar dari mulutku.

"Ini ya minumnya, aku siap-siap dulu ah mau berangkat kerja. Daaa Bogel!" Gadis itu menyorongkan mangkuk yang berisi air. Ia kemudian berlalu dengan suara langkahnya yang khas. Aku tidak tahu kenapa ia memanggilku Bogel, aku juga tak tahu harus memanggilnya apa. Sering kudengar ia menyebut dirinya Sinta, tapi pernah juga teman-temannya memanggil gadis itu Ta! Ta! Sin! Sin!

Mungkin namanya Sinta, atau Tasin? Atau malah Sin saja? Ah, taulah. Ia datang kira-kira setaun yang lalu ke tempatku biasa tidur ini. Tadinya ia hanya sering memberiku makan dan sesekali mengelus-elusku hingga aku tertidur. Namun setiap malam menjelang pagi ia sering bertemu denganku di loteng. Lama-kelamaan Gadis itu sering mengajakku mengobrol, sepatah dua patah kata menjadi ribuan kata yang tak terhingga. Jika sore tiba, saat penghuni yang lain sedang mengantre kamar mandi, aku sengaja berguling-guling di depannya. Menggaruk-garuk punggungku pada lantai yang kasar. Jika Gadis itu melihatku berguling-guling pasti ia akan berteriak dengan gemas.

"Ya ampuuuun Gel, ih kamu kutuan lagi ya?? Sini kamu!" Ia membolak balikkan badanku dan mengangkat kaki depanku. Dengan telaten ia mencari kutu-kutu yang sedang berlarian di antara bulu-buluku. Kalau sudah ketemu kutunya, ia akan memencet kutu itu samapai suaranya terdengar ctek! ctek!. Seperti bunyi kuku yang di diadu. Kalau sudah begitu aku merasa sangat nyaman sekali, aku suka tidur di kakinya, atau menempel padanya saat ia berjalan menuju kamar mandi.

"Hush, udah jangan ngikut. Ini kamar mandi Gel, besok lagi yaa dicariin kutunya," katanya sambil cekikikan dan menutup pintu kamar mandi perlahan-lahan.

Huh. Tapi ini punggungku masih gatal sekali! Seperti biasa, yang keluar dari mulutku hanya "meeeong."

***

Kemana gerangan langkah-langkah dan suaranya yang khas itu? Sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu dengan Sinta. Aku rindu pada makanan-makanan aneh yang sering ia berikan padaku. Aku juga rindu pada telapak tangannya yang halus, belaiannya yang lembut sambil sesekali menggaruk belakang telingaku. Kemana ia? Selain gadis itu, tak ada lagi yang suka mencari kutu dan berceloteh tentang hal-hal kemanusiaan yang tak kumengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun