Mohon tunggu...
Cerpen

Mbak Sri Tidak Gila

10 November 2016   13:08 Diperbarui: 10 November 2016   13:15 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mereka bilang kalau mas Jaka ninggalin mbak karena  mbak nggak bisa kasih anak. mereka nggak tahu kalau mas Jaka itu kerja. dia tiap pagi makan sarapan yang mbak buatin buktinya."

jantungku tiba-tiba berdegub kencang. Aku merasa sangat bersalah. Aku hanya bermaksud agar mbak Sri tidak ngamuk atau kecewa karena makanannya tidak di makan mas Jaka. aku nggak mau mbak Sri gila.

***

"Aaarrrggghhh!!!"

aku yang tengah asik menyulam kaget mendengar teriakan dari dalam kamar mbak Sri. rasa takut dan cemas campur aduk jadi satu. Dengan keberanian seadanya kulangkahkan kaki menuju kamar mbak Sri. beberapa langkah kaki terdengar dari depan rumah, mungkin beberapa tetangga yang mendengar teriakan mabk Sri ingin tahu apa yang terjadi. tapi, sebisamungkin kututupi apapun yang terjadi pada mbak Sri.

"Mbak, boleh kemuning masuk?"

kubuka ointu kamarnya, kudapati dia tengah nangis tersedu. isak tangis terdengar sangat sedih. Di wajahnya tak lagi tergambar beban berat.

"Kemuning, mbak nggak gila."

"Aku percaya sama mbak."

"Mbak tahu apa yang terjadi, dan mbak hanya menjalan tugas sebagai seorang istri. apa yang mbak lakuakn itu semata-mata hanya harapan kalau masmu akan kembali."

Mbak yang biasa diam, hari ini dia bertutur tentang perasaannya dan harapan yang selalu ia tumpahkan dalam perilaku anehnya tiap pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun