Itulah sebabnya mengapa NFRPB tidak ada di dalam ULMWP, dan ULMWP sendiri dalam perjuangan hanya mengatasnamakan rakyat Papua saja, karena mereka tidak konsisten terhadap deklarasi.
“Itu harusnya ULMWP malu, karena tidak konsisten terhadap deklarasi, masih saja bawa nama NFRPB dan rakyat Papua,” kata Forkorus.
Menurutnya, keputusan MSG Honiara beberapa waktu lalu yang menunda keanggotaan ULMWP, karena MSG sendiri tidak mencapai konsensus bersama para anggota MSG. MSG akan mengadakan pertemuan khusus pada September 2016 untuk menyusun kriteria dan pedoman siapa yang berhak menjadi forum Full Member Only State, siapa yang berhak menjadi Associate Member State, dan siapa yang berhak menjadi Observer Status.
Jadi, jelas Forkorus, kemungkinan kecil kalau sampai fundamental kriterianya itu Full Member Only State, maka ULMWP tidak menjadi anggota MSG, sebab kriterianya sangat ketat.
“Kalau MSG meniru kriteria seperti yang organisasi VIP punya, maka kemungkinan kecil ULMWP bisa menjadi anggota MSG. Itu berita yang benar, karena dirinya memperoleh informasi resmi dari rekan-rekannya di Australia dan Belanda,” tegas Forkorus.
Forkorus meminta para pendiri ULMWP untuk sadar bahwa sebetulnya ULMWP ditolak secara halus oleh MSG.
“Tidak usah menipu rakyat, kita kasih tahu saja kepada rakyat secara lurus saja supaya rakyat tidak menunggu sesuatu yang tidak benar atau tidak pasti. Masa kita mau membohongi rakyat kita, dan jangan Papua tipu Papua sebab di MSG dalam pengambilan keputusan tidak mengenal sistem votting, tetapi sistem suara bulat. Dengan demikian, jika satu anggota MSG tidak setuju, maka semua tidak setuju. Salomom Island pernah usulkan ULMWP boleh bergabung tapi tidak boleh bicara politik, hanya bicara ekonomi dan budaya, tetapi itupun tidak disetujui,” jelas Forkorus.
ULMWP Abaikan Tatanan Adat Papua
Lebih jauh Forkorus menjelaskan, bahwa masyarakat Papua selama ini sangat menghormati tatanan adat yang ada di Tanah Papua. Itu adalah dasar dari sikap saling menghargai. Namun demikian, saat ini terdapat kelompok yang masih seumuran jagung kemudian mendeklarasikan diri dengan nama ULMWP atau Kelompok Persatuan Pembebasan Papua Barat dan mengklaim sebagai representasi masyarakat asli Papua. Masyarakat Papua terjebak pada kampanye propaganda ULMWP sehingga memberikan dukungan kepada perjuangan ULMWP di luar negeri.
ULMWP menurutnya, bukan merupakan perjuangan murni dari dalam Papua tetapi lebih banyak untuk mengakomodir kepentingan pihak luar negeri yang dibawa oleh orang Papua yang telah menetap secara permanen di luar negeri. ULMWP telah mencatut nama NRFPB sebagai kelompok pendukungnya.
“Dengan tegas saya nyatakan bahwa sampai saat ini, NRFPB tidak berada dalam ULMWP. NFRPB sendiri pada dasarnya berprinsip bahwa pengajuan aplikasi ke MSG harus dalam bentuk negara sehingga NFRPB yang seharusnya menjadi pemimpin dalam aplikasi yang akan diajukan, bukan ULMWP,” tutup Forkorus.[*]