Mohon tunggu...
gerry setiawan
gerry setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aktivis jaringan epistoholik jakarta (JEJAK) Editor Buku "Internasionalisasi Isu Papua, Aktor, Modus, Motiv" Penerbit: Antara Publishing (2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Forkorus Yaboisembut, NFRPB, dan ULMWP

29 Juli 2016   09:41 Diperbarui: 29 Juli 2016   09:43 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan besar ULMWP (United Liberation Movement for West Papua) menjadi anggota penuh pada Forum Melanesia Spearhead Group (MSG) pun pupus tatkala forum kerjasama ekonomi dan budaya di kawasan Pasifik selatan ini memutuskan menunda membahas aplikasi ULMWP pada KTT MSG di Honiara, Solomon Island medio Juli lalu. Penundaan itu sejatinya adalah penolakan halus karena MSG masih akan membahas kriteria keanggotaannya pada September mendatang.

Kegagalan ULMWP itu turut menjadi perhatian serius Forkorus Yaboisembut, yang mengklaim diri sebagai Presiden Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB). Forkorus mempertanyakan kapan, mengapa dan dimana  ULMWP dibentuk, kendati Forkorus tahu benar untuk siapa dan dengan siapa ia bekerja.

Selasa, (19/7/2016) Forkorus mendatangi kantor redaksi sebuah media lokal di Papua dan mengungkapkan sejumlah fakta mengejutkan.

ULMWP hasil kawin lari

Forkorus berujar bahwa kehadiran ULMWP sesungguhnya disebabkan oleh dirinya. Mantan PNS yang pernah beberapa tahun mendekam di Lapas Abepura ini mengaku, ada dua stafnya yang memilih memisahkan diri dari NFRPB dan berjuang sendiri. Ibarat ada dua anak yang kawin lari, lalu melahirkan. ULMWP adalah salah satu anak hasil kawin lari itu.

Pada 19 Desember 2014, ungkap Forkorus, ia mengutus Edison Waromi, Markus Haluk dan Yakob Rumbiak ke pertemuan MSG di di Port Moresby, Papua Nugini untuk membacakan kriteria NFRPB menjadi anggota MSG. Atas saran berbagai pihak, Papua Barat agar membentuk suatu organisasi payung yang inklusif dengan Indonesia. Nah, inilah kesempatan yang manfaatkan oleh orang-orang yang dulunya bergabung dengan NFRB untuk membentuk ULMWP. Orang-orang itu, dulunya ia tampung di Sentani.

Forkorus tidak menolak saran itu, tapi dirinya menyarankan agar ULMWP jangan dulu dibentuk mengingat organisasi perjuangan kemerdekaan Papua sudah banyak, sehingga sebaiknya nama-nama organisasi-organisasi tersebut diserahkan kepada MSG untuk menilai organisasi mana yang memenuhi kriteria dan layak menjadi organisasi payung bagi perjuangan kemerdekaan Papua di luar negeri. Namun, sarannya itu ditolak mentah-mentah oleh mereka yang membentuk ULMWP.

“Edison Waromi, Markus Haluk dan Yakob Rumbiak sekembali mereka dari Port Moresby, saya sampaikan kepada mereka bahwa untuk sementara putus hubungan kerja dengan saya. Khusus Markus Haluk, saya pecat karena saya angkat dia dengan SK. Saya putuskan kerja dengan mereka karena mereka inkonsistensi dengan yang sudah saya tetapkan, khususnya inkonsisten terhadap deklarasi,” ungkap Forkorus.

Forkorus mengaku ikut membentuk Komite Nasional Papua Barat (KNPB), tapi di tengah jalan, KNPB memilih untuk memisahkan diri dengan NFRPB.

ULMWP hadang NFRPB di MSG

Masih menurut Forkorus, sebelumnya ada empat orang utusan dari ULMWP datang bertemu dengan dirinya untuk meminta restu ke pertemuan forum MSG di Honiara tahun 2015. Dengan nada ketus Forkorus mempersilahkan orang-orang itu pergi untuk menghadang NFRPB di MSG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun