Mohon tunggu...
Gerardo Axel
Gerardo Axel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspadai Eritoblastosis Fetalis pada Janin Anda

25 November 2017   20:46 Diperbarui: 25 November 2017   20:55 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tes amniocentesisdilakukan ketika bayi masih berada dalam kandungan. Sedangkan ketika bayi sudah lahir, tes bisa dilakukan dengan cara mengecek darah dari tali pusar bayi untuk menentukan Rh bayi, jumlah sel darah merah bayi, dan tingkat bilirubin yang dimiliki bayi.

Selain itu, ada cara lain untuk mendiagnosis penyakit eritroblastosis fetalis yaitu menggunakan Ultrasonografi Doppler (USG Doppler). USG Doppler ini merupakan tes yang menggunakan gelombang suara. Gelombang suara yang dihasilkan bisa memperllihatkan foto dari bayi yang ada dalam kandungan. Pada kasus eritroblastosis, USG Doppler digunakan untuk memperkirakan kecepatan dan arah darah yang mengalir pada pembuluh, dan memastikan apakah bayi memiliki anemia atau tidak. Tes USG Doppler ini bisa menggantikan tes amniocentesis.

Ada lagi satu cara untuk mendiagnosis penyakit eritroblastosis yaitu dengan pengambilan darah janin atau fetal blood sampling (FBS). Pengambilan darah janin ini dilakukan pada tali pusat. Pengambilan darah ini biasanya dilakukan setelah USG Doppler dan atau tes amniocentesismenunjukkan adanya anemia atau kekurangan darah.  Hasil dari FBS ini yaitu tingkat oksigen dalam darah, kondisi dan jumlah sel darah merah. Tetapi pengecekan ini memiliki resiko untuk memperparah masalah antibodi RhD ini.

Setelah tahu cara mendeteksi ada tidaknya penyakit eritroblastosis fetalis pada janin, kita juga harus tahu cara menanganinya apabila janin atau bayi sudah terkena eritroblastosis fetalis. Ketika bayi masih dalam kandungan, cara yang paling biasa dilakukan yaitu transfusi darah. Transfusi ini dilakukan dilakukan karena eritrosit bayi yang pecah dan berkurang jumlahnya sehingga membahayakan bayi. Transfusi darah pada bayi dalam kandungan ini disebut intrauterine transfusion. 

Transfusinya dibagi menjadi 2 jenis menurut tempat darah ditransfusi, yaitu intravascular transfusion (IVT) dan intraperitoneal transfusion (IPT). Pada tranfusi IVT, darah ditransfusikan lewat pembuluh darah yang ada di tali pusar, sedangkan pada tranfusi IPT, darah ditransfusikan lewat perut janin. 

IPT lebih jarang dilakukan daripada IVT karena pada IVT tingkat absorbsi darah lebih besar sehingga tingkat keselamatan bayi juga lebih tinggi. Transfusi darah ini dilakukan setiap 10 -- 14 hari dari minggu ke-32 kehamilan sampai minggu ke-34 lalu bayi dilahirkan prematur sehingga sel darah merah bayi tidak lagi dihancurkan oleh sistem imun tubuh ibu. 

Setelah bayi lahir, bayi akan diberi alat bantu pernafasan dan juga infus untuk mengatasi tekanan darah rendah dan kekurangan cairan. Dan terkadang bayi masih perlu transfusi darah sehingga dilakukan transfusi darah tukar. Prinsip dari transfusi darah ini yaitu menukar darah bayi yang mengandung antibodi RhD dan bilirubin dengan darah yang normal. 

Transfusi tukar ini tidak akan menganggu sistem sirkulasi darah karena dilakukan sedikit -- sedikit, sekitar 1 - 2 jam, dan diberikan lagi pada minggu ke-2, 3, atau 4 kalau tingkat bilirubin pada darah masih tinggi. Transfusi darah dengan metode tukar ini bisa menghilangkan bilirubin pada bayi sampai 25% sehingga cukup efektif untuk dilakukan. 

Tetapi banyak juga kekurangan dari metode ini seperti diperlukannya darah yang cocok dengan bayi dalam jumlah yang banyak, dan juga bisa menyebabkan efek samping seperti ketidakstabilan asam dan basa, ketidakstabilan elektrolit, kekurangan trombosit, pendarahan pada paru-paru, dan lain-lain.                  

Karenanya, ada alternatif lain untuk penanganan eritroblastosis fetalis yaitu Intravenous immunoglobulin atau disingkat IVIG. Proses IVIG yaitu sebagai berikut, immunoglobulin yaitu bagian dari plasma darah untuk melawan penyakit didapat dari plasma darah donor lalu dimasukkan ke dalam pembuluh vena (intravenous) pada tangan.

 IVIG yang sudah dimasukkan akan bekerja untuk menahan sistem imun tubuh ibu dari menyerang sel darah merah bayi sehingga tidak terjadi pemecahan sel darah merah dan bilirubin bisa berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun