Mohon tunggu...
Gerald Immanuel Simanjuntak
Gerald Immanuel Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Disintegrasi Tantangan Terbesar Bangsa Indonesia?

16 September 2023   23:29 Diperbarui: 18 September 2023   13:22 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian tahun lamanya dijajah, Indonesia pun merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Pastinya kemerdekaan yang diraih adalah sebuah hal yang patut dibanggakan, karena kita berhasil melepaskan diri kita dari belenggu penjajahan. Namun, apakah kemerdekaan merupakan akhir dari perjuangan bangsa kita? Tentu saja tidak! Kemerdekaan sejatinya menjadi langkah awal yang baru bagi bangsa kita dalam membangun NKRI. Dan sebagai penerus bangsa, kita lah yang berperan untuk mempertahankan dan memajukan negara ini.

Tentunya dalam mempertahankan negara Indonesia tak terlepas dari kemungkinan terjadinya perpecahan. Tantangan tersebut sesuai dengan perkataan Soekarno pada pidatonya di Hari Pahlawan yaitu:

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."

Dengan bentuk negara kita yang terdiri dari pulau-pulau, bangsa Indonesia pun terdiri dari berbagai perbedaan identitas sosial seperti suku, ras, kepercayaan, dll. Ini memberi peluang untuk terjadinya perpecahan. Permasalahan ini sangat jelas terlihat pada masa kerajaan dimana konflik antarwilayah dan kekuasaan lokal sering terjadi.

Untuk mengatasi potensi perpecahan yang mungkin timbul akibat perbedaan identitas sosial tersebut, penting bagi kita untuk memahami peran integrasi nasional dalam mempertahankan stabilitas negara Indonesia. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan integrasi nasional?

Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial, budaya, dan politik untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dan harmonis. Hal tersebut bukanlah tugas yang mudah, karena keanekaragaman yang ada di negara kita harus dipersatukan demi menjaga stabilitas negara.

Mengetahui betapa sulitnya mempersatukan perbedaan yang ada di Indonesia, kita harus menghargai usaha dan kerja keras para pahlawan yang mengesampingkan perbedaan mereka dan bersatu untuk melawan penjajah. Bagaimana caranya? Dengan memahami konsep integrasi serta menganalisa kasus disintegrasi di masa lalu agar kita tidak mengulanginya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apa maksudnya? Jika kita kilas kembali sejarah Indonesia, integrasi nasional di Indonesia telah dihadapkan pada sejumlah ancaman yang serius. Salah satu permasalahan yang ada adalah berbagai upaya pemberontakan dan gerakan separatis yang telah mencoba memecah belah negara ini.

Beberapa contoh nyata termasuk pemberontakan PKI di Madiun 1948, DI/TII (Darul Islam / Tentara Islam Indonesia), APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), pemberontakan Andi Azis, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta), dan G30S/PKI.

Memang pada akhirnya kasus-kasus tersebut berhasil ditangani sehingga disintegrasi pun tidak terjadi. Namun bukan berarti disintegrasi takkan terjadi lagi di kemudian hari. Sampai sekarang, masih terlihat banyak akar permasalahan di negeri ini yang mampu menyebabkan disintegrasi. Contohnya seperti ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan politik antar wilayah yang berbeda. Hal tersebut dapat menyebabkan ketegangan dan konflik, serta mengancam stabilitas negara.

Selain itu, isu-isu agama dan kebudayaan juga dapat menjadi sumber konflik. Karena Indonesia adalah negara dengan beragam agama dan budaya, dapat terjadi ketegangan antara kelompok agama atau budaya yang berbeda.

Dan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan media informasi, semakin pesat pula penyebaran hoaks, ujaran kebencian yang mengandung unsur SARA, serta berbagai bentuk misinformasi. Hal tersebut mempersulit proses mempertahankan integrasi nasional, karena mampu menciptakan ketegangan dan perpecahan di masyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan bahwa pembangunan dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang menjadi sumber konflik. Pemerintah juga perlu meningkatkan dialog antar-kelompok etnis dan agama untuk mempromosikan saling pengertian dan kerjasama. Kebijakan inklusi dan pengakuan terhadap hak-hak minoritas juga harus diterapkan dengan tegas.

Selain itu penting untuk diingat bahwa integrasi nasional bukanlah tugas yang hanya bisa dilakukan oleh pemerintah atau sekelompok orang. Ini adalah tugas bersama seluruh masyarakat Indonesia. Kita sebagai penerus bangsa memiliki tanggung jawab masing-masing yang perlu dijalankan untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara ini.

Masyarakat bisa mengambil peran dalam mempromosikan integrasi nasional. Kita sebagai warga negara harus menghargai keragaman budaya dan agama, serta menghindari sikap diskriminatif. Kita juga dapat berperan dalam membangun jembatan antar-kelompok, menjalankan kegiatan sosial bersama, dan berpartisipasi dalam upaya-upaya perdamaian.

Sebagai salah satu bagian dari masyarakat, pelajar juga harus ikut serta mengambil bagian dalam mempertahankan integrasi karena mereka adalah generasi penerus yang akan membentuk masa depan Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan multikultural dan pemahaman yang mendalam tentang sejarah Indonesia harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan.

Pelajar pun harus memiliki kesadaran akan pentingnya mempertahankan perbedaan yang ada di negara kita. Selain itu, pelajar juga dapat aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang mempromosikan toleransi dan integrasi.

Dengan usaha bersama, mari kita pertahankan integrasi agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang besar dan kuat, menghargai jasa pahlawan, dan membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun