Setelah sekian tahun lamanya dijajah, Indonesia pun merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Pastinya kemerdekaan yang diraih adalah sebuah hal yang patut dibanggakan, karena kita berhasil melepaskan diri kita dari belenggu penjajahan. Namun, apakah kemerdekaan merupakan akhir dari perjuangan bangsa kita? Tentu saja tidak! Kemerdekaan sejatinya menjadi langkah awal yang baru bagi bangsa kita dalam membangun NKRI. Dan sebagai penerus bangsa, kita lah yang berperan untuk mempertahankan dan memajukan negara ini.
Tentunya dalam mempertahankan negara Indonesia tak terlepas dari kemungkinan terjadinya perpecahan. Tantangan tersebut sesuai dengan perkataan Soekarno pada pidatonya di Hari Pahlawan yaitu:
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."
Dengan bentuk negara kita yang terdiri dari pulau-pulau, bangsa Indonesia pun terdiri dari berbagai perbedaan identitas sosial seperti suku, ras, kepercayaan, dll. Ini memberi peluang untuk terjadinya perpecahan. Permasalahan ini sangat jelas terlihat pada masa kerajaan dimana konflik antarwilayah dan kekuasaan lokal sering terjadi.
Untuk mengatasi potensi perpecahan yang mungkin timbul akibat perbedaan identitas sosial tersebut, penting bagi kita untuk memahami peran integrasi nasional dalam mempertahankan stabilitas negara Indonesia. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan integrasi nasional?
Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial, budaya, dan politik untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dan harmonis. Hal tersebut bukanlah tugas yang mudah, karena keanekaragaman yang ada di negara kita harus dipersatukan demi menjaga stabilitas negara.
Mengetahui betapa sulitnya mempersatukan perbedaan yang ada di Indonesia, kita harus menghargai usaha dan kerja keras para pahlawan yang mengesampingkan perbedaan mereka dan bersatu untuk melawan penjajah. Bagaimana caranya? Dengan memahami konsep integrasi serta menganalisa kasus disintegrasi di masa lalu agar kita tidak mengulanginya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apa maksudnya? Jika kita kilas kembali sejarah Indonesia, integrasi nasional di Indonesia telah dihadapkan pada sejumlah ancaman yang serius. Salah satu permasalahan yang ada adalah berbagai upaya pemberontakan dan gerakan separatis yang telah mencoba memecah belah negara ini.
Beberapa contoh nyata termasuk pemberontakan PKI di Madiun 1948, DI/TII (Darul Islam / Tentara Islam Indonesia), APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), pemberontakan Andi Azis, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta), dan G30S/PKI.
Memang pada akhirnya kasus-kasus tersebut berhasil ditangani sehingga disintegrasi pun tidak terjadi. Namun bukan berarti disintegrasi takkan terjadi lagi di kemudian hari. Sampai sekarang, masih terlihat banyak akar permasalahan di negeri ini yang mampu menyebabkan disintegrasi. Contohnya seperti ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan politik antar wilayah yang berbeda. Hal tersebut dapat menyebabkan ketegangan dan konflik, serta mengancam stabilitas negara.
Selain itu, isu-isu agama dan kebudayaan juga dapat menjadi sumber konflik. Karena Indonesia adalah negara dengan beragam agama dan budaya, dapat terjadi ketegangan antara kelompok agama atau budaya yang berbeda.