Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Inilah Budaya Betawi yang Akan Diperhatikan oleh 3 Paslon Pilgub DKI Jakarta

5 Februari 2017   00:27 Diperbarui: 8 Februari 2017   11:32 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies mencoba aneka kuliner Betawi ketika berkampanye. (sumber foto: liputan6.com)

Ahok memiliki pandangan bahwa cara yang lebih tepat ditempuh untuk melestarikan budaya Betawi adalah mengembangkan Setu Babakan, perkampungan budaya di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurutnya, pemprov DKI Jakarta bisa mengalihkan anggaran dana hibah bernilai sekitar Rp 5 miliar setiap tahun menjadi dana bantuan untuk sanggar-sanggar kesenian Betawi termasuk yang ada di Setu Babakan.

Pengembangan Setu Babakan sebagai pusat budaya Betawi merupakan hal yang bagus. Di lokasi tersebut, terdapat banyak potensi wisata yang sangat besar namun belum dikembangkan dengan maksimal seperti misalnya danau dan lahan untuk wisata agro. Selain sepeda air berbentuk angsa yang saat ini sudah menjadi transportasi rekreasi di danau, pemprov DKI Jakarta bisa menambah atraksi lainnya yang menarik namun tetap memperhatikan faktor keamanan bagi wisatawan yang membawa anak kecil.

Di lahan luas sekitar danau, pengunjung dapat menikmati santap kuliner yang masih lekat dengan budaya Betawi seperti Soto Betawi, Kerak Telor, Gado-gado, Laksa, dan lain-lain. Permasalahan yang masih muncul adalah kebersihan yang belum terjaga dengan baik dan lapak pedagang yang belum rapi. Bila nantinya Ahok-Djarot kembali memimpin DKI Jakarta dan akan melunasi janjinya ini, maka mereka dapat menata penampilan para pedagang kuliner dengan membuatkan gerobak atau kios kecil yang bentuknya seragam, berwarna terang dan dihiasi oleh dekorasi khas budaya Betawi.

Seni pertunjukan Betawi yang selama ini telah rutin diselenggarakan di Setu Babakan setiap akhir pekan harus dilanjutkan. Penampilan tari yang disuguhkan perlu dibuat semakin beragam mengingat Jakarta punya banyak tari tradisional yang unik. Acara orkes, lenong dan keroncong bisa lebih sering dihadirkan untuk publik di tempat itu. Dengan demikian, para seniman Betawi tidak akan kehabisan kesempatan untuk manggung dan mendapat penghasilan dari berkesenian.

Pertunjukan Tari Betawi di Setu Babakan. (sumber foto: okezone.com)
Pertunjukan Tari Betawi di Setu Babakan. (sumber foto: okezone.com)
Setelah mempercantik Setu Babakan, pemerintahan Ahok-Djarot nantinya jika terplih lagi juga perlu meningkatkan akses wisatawan ke tempat itu. Kunjungan oleh para pelajar TK, SD, SMP maupun SMA bisa dibilang sudah menjadi rutinitas. Di samping itu, Ahok-Djarot disarankan bekerjasama dengan agen perjalanan agar menjadikan Setu Babakan sebagai obyek wisata yang wajib dikunjungi dalam tur di Jakarta yang mereka kelola, seperti yang telah mereka lakukan pada Monumen Nasional dan Taman Mini Indonesia Indah. Kegiatan wisata budaya yang biasanya diagendakan oleh instansi pemerintah dan swasta untuk tamu-tamu mereka yang datang dari luar DKI Jakarta maupun luar negeri juga harus diarahkan untuk singgah ke Setu Babakan. Intinya, Ahok-Djarot perlu memunculkan persepsi bahwa “Belum ke Jakarta kalo belum ke Setu Babakan!”

ANIES-SANDI

1. Membangun Taman Benyamin Sueb

Anies-Sandi melihat bahwa saat ini di Jakarta belum ada Museum Kebudayaan Betawi yang berisi sejarah perkembangan budaya Betawi. Di sisi lain, Benyamin Sueb sebagai salah satu legenda budaya dari Betawi belum memiliki tempat dimana setiap orang bisa mengenal karyanya. Hal ini yang menjadi latar belakang mereka mencetuskan pembangunan Taman Benyamin Sueb sebagai salah satu janji dalam kampanye.

Anies menargetkan Taman Benyamin Sueb menjadi pusat kebudayaan yang rutin dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara, hingga menjadi pusat penelitian kebudayaan Betawi di Indonesia. Di dalam pusat kebudayaan itu, nantinya akan ditampilkan kebudayaan Betawi berikut dengan sejarahnya. Untuk mempermudah akses masyarakat, transportasi menuju Taman Benyamin Sueb dan museum-museum di Jakarta akan digratiskan.

Membangun suatu tempat yang baru adalah hal yang tidak mudah. Terlebih lagi, saat ini Anies-Sandi belum secara persis menyebutkan calon lokasi tempat Taman Benyamin Sueb akan didirikan. Beberapa orang juga mengkritisi program ini karena sebenarnya saat ini Jakarta sudah punya beberapa sentra budaya Betawi, meskipun belum difungsikan dengan maksimal sesuai potensinya.

Alih-alih membenahi yang sudah ada, langkah Anies-Sandi merencanakan pembangunan sesuatu yang baru perlu diapresiasi. Terkadang memperbaiki dan menata yang lama justru malah menghabiskan dana yang lebih besar dan membutuhkan proses yang lebih rumit dibandingkan menginisiasi tempat yang baru. Terlebih lagi bila masterplan untuk pusat budaya Betawi yang Anies-Sandi rancang tidak bisa diakomodasi jika bertempat di situs yang lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun