Walaupun secara umum dinilai mudah, namun bukan berarti tidak ada kesulitan yang ditemui oleh orang luar negeri ketika belajar Bahasa Indonesia. Hal yang paling dianggap susah adalah memahami penggunaan slang words oleh orang Indonesia dalam percakapan sehari-hari.Â
Mereka menemukan fakta bahwa dalam keseharian di Indonesia, sebagian besar orang Indonesia tidak menggunakan bahasa baku dan formal seperti yang umumnya mereka pelajari di kelas. Ini tentu menjadi tambahan pelajaran karena slang words pun sifatnya dinamis dan berubah-ubah.Â
Christoph memberi contoh bagaimana ia harus mempelajari tentang penggunaan kata yang sesuai dengan konteks dan lawan bicara seperti misalnya kapan harus menggunakan ‘untuk’ atau ‘buat’ dan ‘saya’, ‘aku’ atau ‘gue’. Di sisi lain, Amy yang kini punya banyak teman di media sosial dari Indonesia juga terkadang sulit memahami kalimat dalam Bahasa Indonesia yang sering disingkat-singkat oleh temannya ketika berkomunikasi melalui Facebook.
Selain slang words, pembelajaran Bahasa Indonesia secara baku pun juga menyimpan kesulitan tersendiri bagi beberapa orang. Fouly menilai bahwa penggunaan imbuhan (ber-, me-, di-) dan akhiran (-an, -kan, -i) adalah hal yang menantang untuk dipahami karena imbuhan yang berbeda bisa mengubah makna kalimat secara signifikan.Â
Sementara itu, Andrew melihat bahwa kondisi demografis Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang punya bahasa dan budaya berbeda-beda memberikan pengaruh pada Bahasa Indonesia. Hal ini mungkin erat kaitannya dengan adanya banyak kata serapan baru dari bahasa daerah ke Bahasa Indonesia yang jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun.
Terus Berlatih Berbicara agar Tidak Lupa
Kita sering mendengar pernyataan bahwa kemampuan berbahasa asing akan cepat hilang jika tidak aktif digunakan. Hal ini juga menjadi perhatian bagi orang-orang luar negeri yang mempelajari Bahasa Indonesia. Mereka secara rutin melatih keahlian berbicara Bahasa Indonesia dengan orang lain.Â
Kebanyakan dari mereka melakukannya bersama teman-teman yang berasal dari Indonesia seperti Fouly yang berkawan dengan banyak mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo atau Christoph yang melalui kegiatan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di kotanya berhasil bertemu dengan seorang sahabat dari Indonesia yang kini sudah dianggap seperti seorang kakak.
Kedekatan geografis antara Indonesia dengan Australia disyukuri oleh Andrew karena dia tidak perlu menempuh jarak yang terlampau jauh untuk berkunjung ke Indonesia dan bisa mempraktikkan berbicara Bahasa Indonesia dengan orang-orang Indonesia secara langsung.Â
Kisah lain dituturkan oleh Rita yang bisa bercakap-cakap dalam Bahasa Indonesia dengan lancar karena ia aktif bergaul dengan banyak orang Indonesia di berbagai acara yang diselenggarakan oleh KBRI Phnom Penh. Gadis yang juga mahir menari beberapa tarian tradisional dari Indonesia ini senang karena punya guru dan teman-teman yang baik dan sangat membantunya menguasai Bahasa Indonesia dengan cepat.