"Bisnisku menjagal // Jagal apa saja // Yang Penting aku senang // Yang penting aku menang // Persetan orang mau susah karena aku // Yang penting asik sekali lagi asik"
Sepenggal lirik lagu yang sangat melegenda di Indonesia. Lintas generasi, profesi, dan gender, lagu ini benar-benar merakyat di Indonesia. Bahkan lagu ini mampu masuk di berbagai acara, seperti reunian, lomba bakat, dan bahkan politik. Liriknya yang keras seakan memuaskan penyanyinya untuk menunjukkan ke-akuan diri.Â
Ya lagu Bento memang punya sihir tersendiri di Indonesia. Lagu ini membawa nama Iwan Fals menjadi legenda di balantika musik Indonesia. Semua orang tentu mengenal Iwan Fals. Mungkin beliau salah satu penyanyi yang mempunyai fans fanatik terbesar di Indonesia. Sehingga jika dengar lagu Bento, maka yang muncul di pikiran pastilah Iwan Fals.Â
Namun lagu Bento tidaklah diciptakan oleh Iwan Fals sendiri. Lagu ini diciptakan oleh Iwan Fals dan Naniel C. Yakin. Lagu tersebut ada dalam album Swami, yang dirilis pada 1989. Iwan Fals bertugas dalam memasukkan nada-nada di lagu ini, dan Naniel sebagai pembuat liriknya. Namun, dalam kenyataannya si pembuat lirik tidak bernasib sama dengan si pembuat nada. (Baca: Betapa Malang Nasib Pencipta Lagu 'Bento' Ini Sekarang, Kemana Iwan Fals?)
Disini saya tidak sedang membahas, kenapa, mengapa, dan bagaimana pada apa yang terjadi dengan Naniel. Namun saya tersentuh dengan sifat dan sikap yang ditunjukkan beliau kala acara televisi Hitam Putih mengundangnya sebagai narasumber (bintang tamu) edisi "Komposer yang terlupakan".
Ada perbedaan karakter "Bento" dengan si Pencipta karakter. Bento yang tidak peduli moral berbeda dengan Naniel yang sangat bersahaja. Karakter yang tidak dibuat-buat (alias pencitraan). Dalam acara tersebut, berulang kali Host dan Co-Host seolah mengarahkan Naniel untuk berharap sesuatu. Namun berulang kali, Naniel menunjukkan karakternya yang kuat.Â
"Apakah Bapak pernah terima royalti dari penyelenggara acara ketika setiap lagu ini  dibawakan?" Tanya Host
+ "Tidak. Saya tidak tahu ada hukum seperti itu" Jawab Pak Naniel
Berulang kali, Host dan Co Host mencoba untuk mengungkapkan apa yang ada dalam isi hati si pencipta "Bento" in agar Beliau mau mengatakan "Bantulah Aku".
Namun ternyata dari serangkaian pertanyaan dan analogi yang diberikan Host dan Co Host, ternyata tidak memancing Naniel untuk meninggalkan karakter aslinya. Dia tidak berubah sedikitpun. Sekalipun dia layak dan pantas untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya namun beliau lebih memilih untuk bersahaja dengan rasa syukur yang teramat dalam.
- "Apakah Iwan Fals pernah memberikan sesuatu atas kesuksean lagu ini?"
+ "Tidak! Dan saya juga tidak meminta. Itu sudah menjadi rejekinya, dan ini rejeki saya. Saya mensyukuri ini"
Jawaban yang jauh berbeda dengan lirik ciptaanya "Persetan orang susah, yang penting aku senang, aku menang.
Kemudian Host dan Naniel kembali melakukan dialog,
- "Apa yang Bapak harapkan sekarang?"
+ "Saya hanya ingin hidup wajar"
- "Hidup wajar seperti apa? Apakah Bapak sudah merasa wajar?"
+ "Ya. Wajar seperti hidup saya sekarang ini".
Saya benar-benar tersentak dengan sifat dan sikap yang ditunjukkannya. Jujur, saya juga baru tahu pencipta lagu Bento dari tayangan kemarin. Namun Satu jam berharga yang menunjukkan siapa "Bento" sesungguhnya.
"Tuhan sudah mengatur setiap rejeki orang. Dan apapun yang diberikanNya, saya mensyukuri itu" Naniel C. Yakin
Kalimat yang mungkin biasa diperdengarkan, namun dia mampu mengatakannya ditengah kesusahan yang dimilikinya. #Tribute4Naniel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H