Mohon tunggu...
iGenst
iGenst Mohon Tunggu... Guru - Ion Genesis Situmorang

Hanya seseorang yang belajar menulis dari kegalauan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sosok "Bento" Sesungguhnya(?)

12 Mei 2016   13:31 Diperbarui: 12 Mei 2016   18:26 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bisnisku menjagal // Jagal apa saja // Yang Penting aku senang // Yang penting aku menang // Persetan orang mau susah karena aku // Yang penting asik sekali lagi asik"

Sepenggal lirik lagu yang sangat melegenda di Indonesia. Lintas generasi, profesi, dan gender, lagu ini benar-benar merakyat di Indonesia. Bahkan lagu ini mampu masuk di berbagai acara, seperti reunian, lomba bakat, dan bahkan politik. Liriknya yang keras seakan memuaskan penyanyinya untuk menunjukkan ke-akuan diri. 

Ya lagu Bento memang punya sihir tersendiri di Indonesia. Lagu ini membawa nama Iwan Fals menjadi legenda di balantika musik Indonesia. Semua orang tentu mengenal Iwan Fals. Mungkin beliau salah satu penyanyi yang mempunyai fans fanatik terbesar di Indonesia. Sehingga jika dengar lagu Bento, maka yang muncul di pikiran pastilah Iwan Fals. 

Namun lagu Bento tidaklah diciptakan oleh Iwan Fals sendiri. Lagu ini diciptakan oleh Iwan Fals dan Naniel C. Yakin. Lagu tersebut ada dalam album Swami, yang dirilis pada 1989. Iwan Fals bertugas dalam memasukkan nada-nada di lagu ini, dan Naniel sebagai pembuat liriknya. Namun, dalam kenyataannya si pembuat lirik tidak bernasib sama dengan si pembuat nada. (Baca: Betapa Malang Nasib Pencipta Lagu 'Bento' Ini Sekarang, Kemana Iwan Fals?)

Disini saya tidak sedang membahas, kenapa, mengapa, dan bagaimana pada apa yang terjadi dengan Naniel. Namun saya tersentuh dengan sifat dan sikap yang ditunjukkan beliau kala acara televisi Hitam Putih mengundangnya sebagai narasumber (bintang tamu) edisi "Komposer yang terlupakan".

Ada perbedaan karakter "Bento" dengan si Pencipta karakter. Bento yang tidak peduli moral berbeda dengan Naniel yang sangat bersahaja. Karakter yang tidak dibuat-buat (alias pencitraan). Dalam acara tersebut, berulang kali Host dan Co-Host seolah mengarahkan Naniel untuk berharap sesuatu. Namun berulang kali, Naniel menunjukkan karakternya yang kuat. 

"Apakah Bapak pernah terima royalti dari penyelenggara acara ketika setiap lagu ini  dibawakan?" Tanya Host

+ "Tidak. Saya tidak tahu ada hukum seperti itu" Jawab Pak Naniel

Berulang kali, Host dan Co Host mencoba untuk mengungkapkan apa yang ada dalam isi hati si pencipta "Bento" in agar Beliau mau mengatakan "Bantulah Aku".

Namun ternyata dari serangkaian pertanyaan dan analogi yang diberikan Host dan Co Host, ternyata tidak memancing Naniel untuk meninggalkan karakter aslinya. Dia tidak berubah sedikitpun. Sekalipun dia layak dan pantas untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya namun beliau lebih memilih untuk bersahaja dengan rasa syukur yang teramat dalam.

- "Apakah Iwan Fals pernah memberikan sesuatu atas kesuksean lagu ini?"

+ "Tidak! Dan saya juga tidak meminta. Itu sudah menjadi rejekinya, dan ini rejeki saya. Saya mensyukuri ini"

Jawaban yang jauh berbeda dengan lirik ciptaanya "Persetan orang susah, yang penting aku senang, aku menang.

Kemudian Host dan Naniel kembali melakukan dialog,

- "Apa yang Bapak harapkan sekarang?"

+ "Saya hanya ingin hidup wajar"

- "Hidup wajar seperti apa? Apakah Bapak sudah merasa wajar?"

+ "Ya. Wajar seperti hidup saya sekarang ini".

Saya benar-benar tersentak dengan sifat dan sikap yang ditunjukkannya. Jujur, saya juga baru tahu pencipta lagu Bento dari tayangan kemarin. Namun Satu jam berharga yang menunjukkan siapa "Bento" sesungguhnya.

"Tuhan sudah mengatur setiap rejeki orang. Dan apapun yang diberikanNya, saya mensyukuri itu" Naniel C. Yakin

Kalimat yang mungkin biasa diperdengarkan, namun dia mampu mengatakannya ditengah kesusahan yang dimilikinya. #Tribute4Naniel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun