Salah satu sutradara nasional yang tergoda akan kecanggihan dari smartphone adalah Hanung Bramantyo.
Judul film yang diproduksi adalah Soekarno yang tayang pada tahun 2013.
 tagar.id, sutradara yang telah berkarya sejak 1998 tersebut menggunakan smartphone untuk beberapa adegan dalam film yang mengisahkan Presiden pertama Republik Indonesia.
Dilansir dariKamera dari ponsel pintar miliknya digunakan sebagai second, third, atau fourth camera. Bukan menjadi kamera utama.
Hanung memanfaatkan kecanggihan dari smartphone untuk mengambil adegan khusus yang dirasa memerlukan perekam yang lebih kecil. Ini membuat teknis yang dilakukan menjadi lebih mudah. Adegan yang dimaksud seperti roda sepeda motor yang berfokus pada ruji pada bannya.
Di sisi lain, Hanung merasa bahwa pengambilan adegan bisa dilakukan secara efisien. Kamera utama akan mengambil secara wide dan kamera smartphone akan mengambil detail dari adegan yang sama.
Kecanggihan lain yang dimanfaatkan olehnya adalah fitur slowmotion atau fitur yang melambatkan adegan yang diambil. Hanung menggunakannya untuk detail dari adegan perang.
Sutradara asal Yogyakarta ini merasa bahwa kehadiran smartphone dan alat canggih lainnya semakin memudahkan produksi sebuah film.
Pendapat Hanung memang benar adanya. Produksi film saat ini mulai ramai dengan menggunakan smartphone canggih.
Para sineas muda dan mereka yang baru berkecimpung di dunia film mengawali karir dengan ponsel genggam pribadi. Untuk hasil yang lebih baik ketika pengambilan gambar kerap dibantu dengan stabilizer agar tetap stabil.
Pegiat film yang tertahan oleh finansial mulai bergerak dan mulai bereksperimen dengan gawai di dekatnya. Berawal dari kebutuhan menjadi sebuah budaya pop atau bahkan tren.