Timothy D Walker, penulis buku ini, awalnya adalah salah satu guru di Boston, yang hijrah dan menjadi guru di Finlandia.
Masa awal pindah, dia mengalami culture shock di tempat kerjanya. Soalnya, di sekolah Finlandia sana, semuanya serba santai. Mirip-mirip dengan people +62. Bedanya kita santai tapi tidak professional, mereka santai tapi tetap professional.
Di sekolah barunya itu, bang Timothy ini mengalami hal hal yang sangat kontras dengan pendidikan di Amerika: Jam kerjanya yang relatif singkat di mana murid masuk jam 7 dan pulang jam 2.
Ketika muridnya pulang, gurunya pun ikut pulang juga. Jadi tak ada istilah lembur di Finlandia.
Ditambah lagi waktu belajar yang pendek itu belum dikurangi oleh waktu istirahat 15 menit yang sering, dan jeda waktu 5 menit tiap pelajaran.
Ketika ada jeda waktu itu, guru gurunya pun tidak repot mengurus administrasi seperti RPP dan sebagainya. Mereka malah lebih milih nongkrong di teacher lounge, sambil ngopi atau baca koran.
Dengan segala hal tersebut, bang Timothy heran. Kok bisa dengan sistem pendidkan yang santai ini, peringkat PISA Finlandia selalu di atas Amerika.
Padahal, pendidikan di Amerika sana, menurutnya, selalu menyibukkan guru dan murid dengan berbagai kegiatan yang berkualitas.
Bahkan, ketika jam kerja sudah selesai, guru-gurunya masih sibuk mengurus persiapan kelas dan administrasi lainnya
Menurut Bang Timothy ini, terdapat lima variabel yang menunjang keberhasilan pendidikan di Finlandia:
1. Rasa dimiliki  Â
Bagaimana menciptakan  tough bonding antara guru dan siswa adalah hal yang esensial. Ajak mereka untuk bermain bersama. Sapa mereka setiap pagi di depan kelas. Dengarkan aspirasi dan pendapat mereka selalu. Kata rekan kerja saya “Anggap lah murid di kelasmu sebagai anakmu sendiri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!