Mohon tunggu...
Sugeng priyadi
Sugeng priyadi Mohon Tunggu... Guru - Teacher of Global Islamic School Serpong

Hidup untuk belajar. Belajar untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengajar dengan Bahagia ala Finlandia

14 Mei 2020   17:48 Diperbarui: 17 Mei 2020   03:14 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timothy D Walker, penulis buku ini, awalnya adalah salah satu guru di Boston, yang hijrah dan menjadi guru di Finlandia.

Masa awal pindah, dia mengalami culture shock di tempat kerjanya. Soalnya, di sekolah Finlandia sana, semuanya serba santai. Mirip-mirip dengan people +62. Bedanya kita santai tapi tidak professional, mereka santai tapi tetap professional.

Di sekolah barunya itu, bang Timothy ini mengalami hal hal yang sangat kontras dengan pendidikan di Amerika: Jam kerjanya yang relatif singkat di mana murid masuk jam 7 dan pulang jam 2.

Ketika muridnya pulang, gurunya pun ikut pulang juga. Jadi tak ada istilah lembur di Finlandia.

Ditambah lagi waktu belajar yang pendek itu belum dikurangi oleh waktu istirahat 15 menit yang sering, dan jeda waktu 5 menit tiap pelajaran.

Ketika ada jeda waktu itu, guru gurunya pun tidak repot mengurus administrasi seperti RPP dan sebagainya. Mereka malah lebih milih nongkrong di teacher lounge, sambil ngopi atau baca koran.

Dengan segala hal tersebut, bang Timothy heran. Kok bisa dengan sistem pendidkan yang santai ini, peringkat PISA Finlandia selalu di atas Amerika.

Padahal, pendidikan di Amerika sana, menurutnya, selalu menyibukkan guru dan murid dengan berbagai kegiatan yang berkualitas.

Bahkan, ketika jam kerja sudah selesai, guru-gurunya masih sibuk mengurus persiapan kelas dan administrasi lainnya

Menurut Bang Timothy ini, terdapat lima variabel yang menunjang keberhasilan pendidikan di Finlandia:

1. Rasa dimiliki    

Bagaimana menciptakan  tough bonding antara guru dan siswa adalah hal yang esensial. Ajak mereka untuk bermain bersama. Sapa mereka setiap pagi di depan kelas. Dengarkan aspirasi dan pendapat mereka selalu. Kata rekan kerja saya “Anggap lah murid di kelasmu sebagai anakmu sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun