Mohon tunggu...
Tahta Genaldika Dharma
Tahta Genaldika Dharma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi Pengembangan Ekonomi di Pelabuhan Muncar yang Menjadi Pusat Perdagangan Laut di Banyuwangi

4 September 2024   16:07 Diperbarui: 4 September 2024   16:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar. SOLOPOS.COM - Foto udara panorama Pelabuhan perikanan Muncar di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (15/11/2023). 

Banyuwangi ialah kabupaten yang letaknya di ujung timur Pulau Jawa. Banyuwangi terkenal kenal dengan alamnya yang indah dan memiliki garis pantai yang panjang, sehingga pengembangan sumber daya kelautan harus menjadi prioritas utama pemerintah untuk meningkatkan sektor tersebut melalui intensifikasi dan diversifikasi dalam pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut. Dengan potensi yang besar, percepatan pengembangan sektor-sektor potensial seperti kekayaan laut dan sektor lainnya sangat mungkin untuk diwujudkan, terutama di Muncar. Muncar adalah kecamatan di Banyuwangi yang paling banyak ditinggali oleh nelayan dan memiliki produksi ikan yang cukup tinggi, terutama di desa Tembokrejo dan Kedungrejo. Ketergantungan ekonomi masyarakat di Muncar sangat memengaruhi produksi perikanan di wilayah tersebut. Selain itu, Muncar juga merupakan daerah pesisir yang mayoritas penduduknya kehidupannya nelayan, di mana mayoritas penduduknya bekerja dalam berbagai profesi yang berhubungan dengan penangkapan dan penjualan ikan di pantai. Kondisi ini memberikan keuntungan besar bagi para nelayan di Muncar. Melimpahnya hasil perikanan di sekitar Pelabuhan Muncar telah mendorong tumbuhnya klaster industri pengolahan yang menggunakan berbagai jenis ikan tertentu, seperti ikan lemuru, tuna, dan lain-lain sebagai bahan baku. Industri ini menghasilkan produk seperti ikan kaleng (sarden, tuna), minyak ikan dan ikan beku di sekitar pelabuhan Muncar.

PEREKONOMIAN DI DAERAH MUNCAR

Pelabuhan ikan Muncar merupakan salah satu penggerak utama ekonomi kelautan yang sangat penting di Indonesia. Pelabuhan ini berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal dan kegiatan bongkar muat ikan. Sebagian besar pendapatan masyarakat di sekitar pelabuhan Muncar berasal dari hasil tangkapan ikan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah tangkapan ikan sedang menurun terutama ikan lemuru, yang berdampak negatif terhadap ekonomi masyarakat di sekitar pelabuhan. Berdasarkan penelitian (Ilhamdi, Telussa, & Ernaningsih, 2016), penangkapan ikan lemuru sudah memasuki kategori over exploited, sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi penangkapan guna melestarikan sumber daya ikan lemuru.

Selain berfungsi sebagai pelabuhan ikan, Pelabuhan Muncar juga menjadi tujuan wisata bahari bagi masyarakat yang tinggal di Muncar dan sekitarnya. Kawasan pelabuhan ini memiliki potensi ekonomi yang dapat berkontribusi pada peningkatan perekonomian dan taraf hidup masyarakat setempat.

Untuk menarik minat wisatawan, Pelabuhan Ikan Muncar digunakan sebagai lokasi berbagai kegiatan ritual seperti petik laut, serta acara lainnya seperti "fish-market." Kapal-kapal nelayan yang dicat dengan warna-warna cerah juga menambah daya tarik, menarik wisatawan untuk mendekat, mengamati, dan berinteraksi dengan para nelayan yang sedang berlabuh. Kegiatan dan kondisi ini memberikan dampak positif terhadap pariwisata di Pelabuhan Muncar dan masyarakat pada umumnya, yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga serta melindungi kawasan pelabuhan ikan ini.

Pariwisata dapat membawa dampak positif dan negatif bagi perekonomian suatu wilayah. Secara umum, dampak pariwisata meliputi peningkatan devisa, kenaikan pendapatan masyarakat, dan peningkatan kesempatan kerja. Hal ini juga berlaku untuk Pelabuhan Ikan Muncar, yang bisa menarik wisatawan yang berkunjung atau berdatangan ke wilayah Muncar. Pelabuhan Ikan Muncar terletak di Selat Bali dengan koordinat 8.439111S 114.346266E. Jarak dari pelabuhan ini ke kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sekitar 35 km.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur bertanggung jawab atas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Muncar. Tujuan UPT adalah untuk meningkatkan layanan pengelolaan pelabuhan perikanan, pengawasan proses penangkapan ikan, dan layanan teknis kapal perikanan. Sasaran UPT adalah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pengelolaan pelabuhan perikanan, pengawasan proses penangkapan ikan, dan layanan teknis kapal perikanan secara optimal.

PENGEMBANGAN PADA SEKTOR EKONOMI

Pengembangan sektor ekonomi di Pelabuhan Muncar telah dilakukan melalui berbagai strategi dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja ekonomi dan memanfaatkan potensi sumber daya alam di wilayah tersebut.

1.Pengembangan Kawasan Minapolitan:

Pada tahun 2009, Kecamatan Muncar ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan untuk pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang berfokus pada integrasi, efisiensi, kualitas, dan percepatan. Pembangunan ini telah menghabiskan Rp 44 miliar dari APBN dan APBD provinsi dan kabupaten hingga 2010.

2.Strategi Pengembangan Perikanan:

Strategi pengembangan perikanan di Muncar mencakup peningkatan pengawasan dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pengelolaan limbah industri untuk menjaga kualitas perikanan. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk mengembangkan potensi kawasan pesisir melalui subsektor perikanan, serta meningkatkan pengembangan kawasan perikanan dan infrastruktur pendukung kegiatan subsektor perikanan.

3.Pengembangan Infrastruktur:

Pembangunan infrastruktur di Desa Kedungrejo sebagai bagian dari kawasan industri perikanan Muncar sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan industri perikanan. Penelitian tersebut menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan menganalisis triangulasi untuk menentukan prioritas dalam pengembangan infrastruktur di Desa Kedungrejo.

4.Pengembangan Wisata Bahari:

Pengembangan wisata bahari di Pelabuhan Muncar dapat meningkatkan ekonomi lokal melalui pendekatan pemasaran yang mencakup promosi, lokasi, harga, dan produk. Analisis kelayakan pengembangan wisata bahari dilakukan dengan menggunakan survei internal dan skala Likert untuk menilai apakah pengembangan tersebut layak atau tidak.

5.Potensi Ekonomi:

Dengan Pelabuhan Muncar sebagai pelabuhan ikan terbesar di Pulau Jawa, Kecamatan Muncar adalah penghasil ikan laut terbesar di Banyuwangi dan Jawa Timur. Industri pengolahan ikan di sekitar Pelabuhan Muncar mempekerjakan sekitar 6.000 orang, menciptakan peluang kerja bagi masyarakat setempat.

Input sumber gambar. SOLOPOS.COM - Foto udara panorama Pelabuhan perikanan Muncar di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (15/11/2023). 
Input sumber gambar. SOLOPOS.COM - Foto udara panorama Pelabuhan perikanan Muncar di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (15/11/2023). 

ASPEK POSITIF DAN ASPEK NEGATIF

Aspek Positif

Potensi Perikanan: Muncar adalah daerah penghasil ikan terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi perikanan tangkap mencapai 19.696,50 ton.

Pengembangan Kawasan Minapolitan: Muncar diresmikan sebagai Kawasan Minapolitan pada tahun 2009. Kawasan ini akan membangun ekonomi kelautan dan perikanan berdasarkan prinsip integrasi, efisiensi, kualitas, dan percepatan.

Pasar Malam dan Festival: Pelabuhan Muncar juga menjadi lokasi untuk berbagai festival berskala nasional, seperti Petik Laut, yang menarik ribuan pengunjung dan meningkatkan aktivitas ekonomi lokal.

Aspek Negatif

Dampak Lingkungan: Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya laut dan penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan telah menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan yang terjadi setiap tahun. Selain itu, limbah dari industri pengolahan ikan telah merusak ekosistem biota laut, menyebabkan sungai berbau tidak sedap, dan mengakibatkan air sumur berubah warna menjadi kuning.

Kurangnya Fasilitas: Pelabuhan Muncar menghadapi beberapa masalah fasilitas, termasuk kekurangan cold storage dan adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang tidak beroperasi.

Pengawasan Limbah: Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi telah memberikan izin kepada semakin banyak pabrik tanpa diimbangi dengan pengawasan ketat terhadap pembuangan limbah, sehingga tidak ada tindakan yang jelas untuk memberikan sanksi kepada pemilik pabrik pengolahan ikan yang membuang limbah industri sembarangan.

Sumber Referensi :

Ayubi, A. A. (2014). Analisis potensi ekonomi kabupaten banyuwangi. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12(1), 1-15.

Maria, P., Badjuri, B., & Yuliati, L. (2020). Analisis Komoditas Unggulan dan Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyuwangi (Studi kasus: Kecamatan Muncar). Jurnal Ekuilibrium, 2(2), 12-30.

Novita, F. (2024, May 6). Dampak Revolusi Biru terhadap Perubahan Sosial Ekonomi pada Nelayan Muncar. Kumparan. 

Handayani, E. (2019). Analisa Dampak Ekonomi Adanya Pelabuhan Ikan Muncar Banyuwangi Terhadap Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat (Prosiding). SEMINA 4, (4), 643-652.

Himmah, I. F. (2020). Penerapan Kebijakan Revolusi Biru Dan Pengaruhnya Erhadap Ekonomi Masyarakat Nelayan Muncar Banyuwangi 1974-1999 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun