Pada tahun 2009, Kecamatan Muncar ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan untuk pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang berfokus pada integrasi, efisiensi, kualitas, dan percepatan. Pembangunan ini telah menghabiskan Rp 44 miliar dari APBN dan APBD provinsi dan kabupaten hingga 2010.
2.Strategi Pengembangan Perikanan:
Strategi pengembangan perikanan di Muncar mencakup peningkatan pengawasan dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pengelolaan limbah industri untuk menjaga kualitas perikanan. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk mengembangkan potensi kawasan pesisir melalui subsektor perikanan, serta meningkatkan pengembangan kawasan perikanan dan infrastruktur pendukung kegiatan subsektor perikanan.
3.Pengembangan Infrastruktur:
Pembangunan infrastruktur di Desa Kedungrejo sebagai bagian dari kawasan industri perikanan Muncar sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan industri perikanan. Penelitian tersebut menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan menganalisis triangulasi untuk menentukan prioritas dalam pengembangan infrastruktur di Desa Kedungrejo.
4.Pengembangan Wisata Bahari:
Pengembangan wisata bahari di Pelabuhan Muncar dapat meningkatkan ekonomi lokal melalui pendekatan pemasaran yang mencakup promosi, lokasi, harga, dan produk. Analisis kelayakan pengembangan wisata bahari dilakukan dengan menggunakan survei internal dan skala Likert untuk menilai apakah pengembangan tersebut layak atau tidak.
5.Potensi Ekonomi:
Dengan Pelabuhan Muncar sebagai pelabuhan ikan terbesar di Pulau Jawa, Kecamatan Muncar adalah penghasil ikan laut terbesar di Banyuwangi dan Jawa Timur. Industri pengolahan ikan di sekitar Pelabuhan Muncar mempekerjakan sekitar 6.000 orang, menciptakan peluang kerja bagi masyarakat setempat.
ASPEK POSITIF DAN ASPEK NEGATIF