Mohon tunggu...
Dipa Wijaya
Dipa Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - pedagang

Bapak 5 anak, berusaha jadi nasabah prioritas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Resepsi Global

9 November 2022   16:42 Diperbarui: 9 November 2022   16:46 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lik Karto, pemilik satu-satunya rumah ber-cat ungu di desa saya, menjadi bagian dari 3% warga yang dapat dikatakan update informasi. Hal yang tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan disebabkan karena majikan wanita istrinya memutuskan untuk meng-update gadgetnya dari yang semula memiliki 2 kamera, menjadi 3 kamera.

"Pak, Alhamdulillah hapene nyonya sing lawas de wehna maring nyong.." ("Pak, Alhamdulillah HP nyonya yang lama diberikan kepada saya..") kata Lik Parti dengan antusias.

"Waah.. Alhamdulillaah.. jan rejeki bocah soleh yong ma.." ("Waah.. Alhamdulillaah.. duh rejeki anak soleh ya ma..") jawab Lik Karto tak kalah menggebu.

"Iya Pak.. InsyaAllah ngko wulan ngarep tek paketna maring Indo ya Pak.." ("Iya Pak.. InsyaAllah nanti bulan depan di paketkan ke Indonesia ya Pak..") timpal Lik Parti.

"Jan.. wis ora sabar nyekel hape sing ana kamerane ma.." (Duh.. sudah tidak sabar memegang HP yang ada kameranya ma..") jawab Lik Karto disertai rekah senyum yang sangat lebar.

"Ya wis ya Pak.. nyong arep kerja maning.. Assalamu'alaikum.." ("Ya sudah ya Pak.. saya mau kerja lagi.. Assalamu"alaikum..") Lik Parti mengakhiri sesi video call nya dengan melambai-lambaikan jari tangannya.

"Iya ma.. sing ngati-ati ya.. Wa'alaikumsalam.." ("Iya ma.. hati-hati ya.. Wa'alaikumsalam..") senyum kegembiraan tertahan masih terpampang jelas di raut wajah Lik Karto. Saya yakin jika saat itu tidak ada saya, dia akan melakukan gerakan mengepalkan tinju ke depan dan menariknya ke belakang secara berulang, disertai kata "YES YES YES". Pria kelahiran tahun 1975 itu lalu menyerahkan HP kentang yang baru saja digunakan untuk ber-video call ke pemiliknya, yaitu Saya.

Sebulan setelah peristiwa "Video Call Berkah" itu, intensitas kunjungan Lik Karto ke rumah saya menjadi semakin tinggi. Mulai dari cara memasang foto profil di Whats App, sampai cara bergabung dengan grup Facebook "BAPAK-BAPAK GEMBIRA", semua saya ajarkan. Dengan harapan, jika beliau sudah mengerti semua hal tentang seluk beluk HP layar sentuh eks Nyonya Taiwan itu, maka tidak perlu repot datang ke rumah saya lagi.

Sebenarnya Lik Karto bukan golongan orang yang merepotkan, malah agak menyenangkan saat mengobrol dengan beliau. Lik Karto dikaruniai sikap senang menyimak pembicaraan dan sangat mudah kagum. Dua hal yang sangat disukai lawan bicara.

Tetapi pekerjaan saya sebagai penjual online di beberapa Marketplace membuat saya harus meluangkan sebagian besar waktu untuk mengurusnya, karena setelah punya 3 toko di 3 Marketplace berbeda pun, saya tetap belum berani untuk mempekerjakan karyawan.

Selama 365 hari dan tambah 1 hari pada tahun kabisat, hanya jika hujan disertai petir menggelegar, Lik Karto absen datang ke rumah saya. Mulai dari video lucu, gambar aneh, hingga kasus Sambo, Lik Karto bahas dengan saya.

Ba'da Isya, seperti biasa saya sedang merekap penjualan harian di toko online. Dan disaat seperti ini probabilitas untuk kedatangan Lik Karto adalah 99%, karena cuaca malam itu sangat cerah. Perihal Lik Karto, intuisi saya sudah sangat terlatih. Tak lama kemudian suara Yamaha Vega tahun 2007 menyingkirkan dominasi suara cenggeret yang sudah lebih dulu eksis sejak ba'da Asyar.

"Assalamu'alaikum.. Di, jere taun 2023 arep ana resepsi global Di.. jere dunia arep peteng njrimet.. wong sedunia arep susah kabeh.. apa iya Di?" (Assalamu'alaikum.. Di, katanya tahun 2023 akan ada resepsi global Di.. katanya dunia akan gelap gulita.. orang sedunia akan susah semua.. apa betul Di?")belum sempat saya jawab salam dari beliau, Lik Karto sudah membuncahkan segerombol pertanyaan disertai kilatan mata yang mengalahkan kilap Lipgloss Sandiaga.

Setelah menjawab salam, saya berusaha untuk tetap setenang Jinping. Image "bocah pinter" yang disematkan Lik Karto pada saya tidak boleh rusak.

"Lah rika ngerti jere sapa Lik?" (Lah anda tahu dari siapa Lik?") jawab saya, dan tampaknya jawaban saya yang lebih berupa pertanyaan malah membuat benak Lik Karto semakin berkecamuk.

"Genah nyong mau agi nggolet vidione Nela Karisma neng yutup koh ijig-ijig weruh vidio sing judule 2023 menuju kehancuran dunia Di.. mbanjutan tek tonton sedela terus nyong gagiyan maring ngeneh" ("Saya tadi sedang mencari video Nela Karisma di yutup tiba-tiba lihat vidio yang judulnya 2023 menuju kehancuran dunia Di.. lalu saya tonton sebentar dan saya langsung cepat kesini") jawab Lik Karto dengan ekspresi yang sepintas mirip wajah Kang Lasno sewaktu terpergok saya sedang memanggul setandan pisang raja dari kebun Haji Sumeri, ba'da tarawih bulan puasa kemarin. Takut.. dan bingung..

Saya yang kebetulan sudah menonton secara utuh video yang dimaksud oleh Lik Karto, sebetulnya kurang begitu memahami semua hal yang ada dalam video tersebut. Mungkin karena otak minimalis saya lebih dapat mencerna penjelasan dengan bahasa sederhana  ketimbang bahasa cas cis cus yang disampaikan si pembuat video.

Akhirnya saya menyimpulkan dengan kacamata saya sendiri selaku praktisi poligami, bahwa kondisi dunia di tahun 2023 akan tidak baik-baik saja. Sebuah kondisi yang disebabkan oleh benang merah yang sangat panjang menjuntai dari awal tahun 2020, dimana saat itu kita berlomba-lomba membuat jokes tentang Corona.

"Corona akan malas masuk Indonesia karena birokrasinya berbelit-belit"

"Orang kita gagal ginjal aja sembuh dengan larutan cap kaki tiga, masa takut sama virus flu"

"Corona akan malas ke Indonesia karena harus naik pesawat 2kali, naik angkot 3kali, dan ojek 4kali"

Saat itu kita benar-benar jumawa dan menganggap virus Corona tidak lebih dari flu yang cuma bikin ingus keluar masuk (sebuah kondisi harian yang sangat umum terjadi di desa saya sebelum seorang anak menapaki jenjang SMP).

Apa mau dikata.. Corona benar-benar meluluhlantakkan dunia. Bahkan para raksasa ekonomi pun tak berdaya dan bersimpuh di depannya. APBN di banyak negara digelontorkan besar-besaran untuk mengatasi pandemi dan membuat kebijakan ekonomi yang ciamik.

Selang 2 tahun dan semua negara sedang berbenah dari kekacauan yang timbul dari sup kelelawar (katanya), eh secara mengejutkan tersiar kabar bahwa Pakde Putin akan menyerang Ukraina. Semua terkesima.. Terhenyak.. Takjub.. dan bingung..

Banyak yang bertanya-tanya "Apakah ini awal dari perang dunia ke-3?" Sebuah pertanyaan yang amat sangat wajar mengingat stok nuklir Rusia memang melimpah dan ternyata ada NATO dibelakang Ukraina.

Pada akhirnya, semua masalah yang terjadi dari tahun 2020 sampai akhir 2022 ini membawa dunia pada fase "Mringgani" (bahasa Indonesia yang tepat mungkin adalah rapuh, rentan rusak, berpotensi membahayakan) dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, dan cas cis cus.. cas cis cus..

Tampaknya hal tersebut yang ingin disampaikan si pembuat video yang telah mencabik-cabik relung hati Lik Karto. Karena si pembuat video yang belakangan di ketahui jualan aplikasi, tidak lupa menyertakan judul "2023 MENUJU KEHANCURAN DUNIA" dan Thumbnail "2023 GELAP".

"Lah ngko mamake Si Olivia kepriwe Di? Ndangana ngko melu kenang resepsi global Di?" ("Lah nanti mamanya Si Olivia bagaiman Di? Jangan-jangan nanti ikut kena resepsi global Di?") raut wajah Lik Karto berubah memelas dan penuh kekhawatiran.

Adalah umum di desa saya jika seorang suami memanggil istrinya dengan sebutan "Mamake Si..(nama anak mereka)". Dalam kasus ini, anak Lik Karto bernama Olivia Purwaningsih. Berbeda dengan Lik Karto yang bangga dengan nama anaknya, Lik Sutar ngotot mengganti nama anaknya ketika kasus pembunuhan Mirna mencuat ke publik. Nama anak Lik Sutar sebelum diganti adalah Anida nur Zarima.

Lik Karto masih melancarkan tatapan penuh makna tanya. Saya terperangkap dalam dinamika rasa. Antara menjelaskan dengan panjang lebar tentang arti resesi dunia dan penyebabnya, dengan akibat waktu saya akan terpakai sangat banyak untuk menjelaskan, atau memberi kesimpulan praktis dan lugas macam "Entahlah lik.. saya juga kurang paham" dengan akibat predikat "bocah pinter" yang sudah disematkan Lik Karto kepada saya akan dicabut secara tidak hormat.

Malam ini pertanyaan yang di ajukan Lik Karto memang lain dari malam sebelumnya yang berputar masalah bagaimana Liziqi dapat menumbuhkan anggur dalam beberapa menit saja, bagaimana cara memunculkan emoticon "mantap", atau bagaimana cara Tanboy Kun buang air besar.

"Sabar Lik.. InsyaAllah Lik Parti neng Taiwan aman.. kerja kaya biasa.. de gajih kaya biasa.." (Sabar Lik.. InsyaAllah Lik Parti di Taiwan aman.. kerja seperti biasa.. di gaji seperti biasa..") jawabku berusaha menenangkan kegusaran Lik Karto.

"Lah angger kayakue resepsi global kue anu panganan apa Di?" ("Jika seperti itu, resepsi global itu makanan apa Di?") Lik Karto masih berusaha membentengi diri dari kekhawatiran dengan jawaban yang diharapkan keluar dari mulutku.

"Gyeh Lik.. resesi global kue anu dolanane wong-wong gedean.. kaya presiden Amerika, presiden Australia.. sing mikirna ya wong-wong gedean kue mau.. kaya penginyongan tah sing penting pahal sing halal, ngibadah sing iklas, InsyaAlloh ngko terus olih pitulungane Gusti Alloh.." (Begini Lik.. resesi global itu mainannya orang-orang besar.. seperti presiden Amerika, presiden Australia.. yang memikirkan juga orang-orang besar itu tadi.. orang seperti kita yang penting kerja halal dan beribadah yang ikhlas, InsyaAlloh nanti terus mendapat pertolongan dari Gusti Alloh..") jawabku sambil berharap kalimat yang baru saja terucap dari mulutku tadi dapat menenangkan Lik Karto dan segera mengakhiri momen tidak nyaman ini.

"Iya yong Di.. anane dunya kie ana sing gawe.. kabeh sing lemaku ya ana sing nglakokna.. gari-garine dewek sing sregep ngibadah ndean ora bakal de jor klowor neng Sing Gawe Urip yong.." (Iya ya Di.. adanya dunia ini ada yang menciptakan.. semua yang terjadi ada yang menjalankan.. tinggal kita yang tekun beribadah, masa iya akan di terlantarkan oleh Sang Pembuat Hidup ya..") pungkas Lik Karto.

"Ya wis lah Di.. aku tek pamit ya.. pethane ko kayong agi sibuk pisan.." ("Ya sudah lah Di.. saya mau pamit.. sepertinya kamu terlihat sedang sibuk sekali..") Lik Karto berpamitan dengan raut wajah yang sudah lebih tenang dibanding 10 menit yang lalu.

"Lah deneng gelisan temen lik.. urung ngejeri kopimik acan koh.. Iya kiyeh dasare agi mandan ribut ngrekap.." ("Lah kok cepetan lik.. bahkan nyeduh kopimik saja belum.. Iya nih memang sedang agak ribut me-rekap..") jawabku sambil langsung meraih tangannya untuk bersalaman.

Setelah menjawab salam, saya menutup pintu sambil membayangkan bagaimana rasanya jadi presiden Amerika..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun