"LARI AYU.. LARIII!", Alya berteriak-teriak mencoba memberitahu Ayu.
Mbah Dewo muncul dari belakang Ayu yang sedang jongkok buang air kecil. Tangannya yang besar langsung membekap Ayu. Tangan kanannya membekap badan, sementara tangan kirinya ditempelkan pada wajah Ayu. Ayu meronta-ronta. Kedua tangannya tak bisa bergerak bebas karena tangan kanan Mbah Dewo yang kekar. Kedua kakinya juga tidak bisa menendang-nendang karena terhalangi celana yang turun karena buang air kecil. Ayu menggapai-gapai udara kepayahan. Kurang dari satu menit kemudian, perlawanan Ayu semakin melemah, ia tidak bergerak, pingsan.
Mbah Dewo kemudian membopong Ayu pada sebuah batu besar dekat sungai. Ayu yang tak sadarkan diri diposisikan terlentang dengan kedua tangan terbuka. Mbah Dewo kemudian mengikat kedua tangan Ayu pada ranting pohon besar. Kemudian mengeluarkan dua buah batok kelapa dari kantung hitam kecil yang diikat pada celananya. Diletakkannya pada sisi kanan dan kiri tubuh Ayu, kemudian dibakar.
Mulut Mbah Dewo terlihat komat-kamit membaca sesuatu. Kedua tangannya terbuka ke atas. Ia menatap langit. Kemudian membungkuk dengan kedua tangannya yang masih terbuka. Tangannya kemudian menyentuh tubuh Ayu. Kepala Mbah Dewo membenam pada pusar Ayu. Tangannya masih menyusur tubuh Ayu ke atas, melebar pada kedua lengan kemudian merapat menuju leher.
"Inilah persembahan perawan pertama!", Mbah Dewo bergumam sembari mencekik Ayu yang masih tak sadarkan diri.
Kkrrrkkk..
Melihat kejadian tersebut, Alya hanya bisa berteriak memanggil-manggil nama Ayu sambil menutup mata.
* * *
Keesokan harinya penghuni vila dibuat heboh karena Ayu yang sudah tidak bernyawa diketemukan di pinggir sungai dekat vila. Tangannya terbuka, Celananya turun sampai pergelangan kaki, bagian lehernya tersangkut akar pohon pinggir sungai. Jasadnya kaku.
[caption id="attachment_178516" align="aligncenter" width="565" caption="(sumber : http://www.tribunnews.com)"]
-=0O0=-