“WOOOOOOY.. BERHENTIIIII.....!!!!!”, Sani berteriak pada sosok yang dia kejar.
Hidayat sekarang berada tepat di belakang Sani, disusul Galuh, Alan, Kurnia, Brandon, Coki dan Alya. Semak-semak belukar diterobos dengan lantang. Sani memberi isyarat pada Hidayat untuk memegangi senter. Kemudian dikeluarkan sebilah golok untuk memudahkan pembukaan jalan. Mereka berdelapan masih berlari. Mengejar sosok misterius.
Brandon menyusul Kurnia, Alan dan Galuh, ia tepat berada di belakang Hidayat sekarang. Mereka bertiga tampak terlalu cepat untuk diikuti yang lain. Sekarang mereka terpecah menjadi tiga rombongan. Sani, Hidayat dan Brandon di rombongan depan. Galuh dan Alan di rombongan ke dua. Dan pada rombongan terakhir Coki, Kurnia dan Alya. Jarak mereka semakin berjauhan.
“Nyebar Yat..!!”, Perintah Sani pada Hidayat. Tanpa komando, Brandon ikut melebar. Jarak mereka bertiga sudah dekat dengan sosok misterius tadi.
“Brandon.. Kiri..!", Hidayat meminta Brandon untuk menyebar ke arah kiri.
Sekarang sosok misterius itu terjebak antara pohon di depan, Brandon di kiri, Hidayat di kanan, dan Sani di belakang. Dia berhenti mengarah pohon, tidak menghadap pada salah satu dari mereka.
“Senterin Yat..! Yang lain gimana?!? Pada ngikutin kan?!?” Sani menengok ke belakang, “Loh?!? kok cuman bertiga?!? Yang lain mana?!?”
* * *
“Lan.. berhenti dulu.. gue capek...” Pinta Galuh pada Alan.
“Mereka yang di depan gak keliatan Luh.. Terlalu jauh kita terpisah” Jelas Alan.
* * *