Diriku sempat berdebat dengan Mr.Ersin, Second Secretary Turkish Embassy, pada hari Kamis, 6 Desember 2012, di Kedutaan Besar Turki di Jakarta. Bahwa menurut diriku, kakek-kakekku yaitu Teungku Di Bitay (Tgk.Di Bitay) berasal dari Negara Palestina.
Menurut Mr.Ersin bahwa kakek-kakekku berasal dari Turki Utsmani, karena saat itu negara Palestina masuk ke dalam wilayah kekuasaan kerajaan Turki Ottoman atau Turki Utsmani/Turki Utsmaniyah.
Teungku Di Bitay (Muthalib Ghazi bin Musthafa Ghazi) yang dikirim ke Aceh pada masa berkuasanya Sultan Selim II (1566-1574 M)/(Salim II). Ketika itu Teungku Di Bitay datang ke Aceh pada tahun 1566/1567 M.
Di mana pada saat itu kerajaan Aceh sedang dipimpin oleh Sultan Riayat Syah Al Qahar (1539-1571 M), Sultan Aceh ke-3 yang menggantikan dari abang kandungnya yaitu Sultan Salahuddin (1528-1539 M), yaitu Sultan Aceh ke-2.
Akan tetapi menurut riset/penelitian INDEPENDENT bahwa Teungku Di Bitay tiba di Aceh pada tahun 1537 M.
Sedangkan Sultan Salahuddin sendiri wafat pada tahun 1548 M dan di makamkan/dikuburkan di Bitay Banda Aceh dalam kompleks perkuburan Turki bersama-sama dengan Teungku Di Bitay, saling berdampingan.
Kakak beradik ini yaitu Sultan Salahuddin (Wafat pada 25 November 1548 M) dan Sultan Riayat Syah Al Qahar (Wafat pada 28 September 1571 M) adalah anak kandung Sultan Aceh yang pertama yaitu Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530 M), Sultan ini wafat pada 5 Agustus 1530 M.
Di rumah kakekku inilah di Sabang diriku cuma berteduh selama 3 bulan lamanya. Kemudian diriku terbang ke Jakarta bersama ibuku untuk menyusul bapakku yang sedang belajar di IIP (Institute Ilmu Pemerintahan) daerah Cilandak, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Saat lahir diriku dalam posisi "Anak Yatim" karena bapakku tidak berada di tempat, yang ada hanya kakekku.
Di Kota Jakarta ini, orang tuaku tinggal di rumah sederhana yaitu rumah bedengan yang terbuat dari seng. Pada tahun 1979, diriku kembali ke Sabang Aceh dan tinggal di rumah kakekku Tgk.H.M. Abu Juned Bitay. Kemudian orang tuaku pindah ke rumah dinas Pemda Sabang pada akhir tahun 1979.
Pada awal tahun 1980-an, Drs.M.Nasir sempat ikut pemilihan Walikota Sabang. Saat pertarungan PILKADA SABANG di DPRD kota Sabang di mana bapakku mendapat 7 suara dan lawannya Drs.M.Yusuf Walad mendapat 13 suara.