Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kota yang Gelap di Bawah Hujan

1 Juli 2016   12:13 Diperbarui: 1 Juli 2016   12:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam tangan itu, kini menunjukan pukul 10.00. Taman kota ini terselebungi dalam kegelapan, dengan cahaya bulan yang samar-samar. Kelelahan sedikit-sedikit mulai menggerogoti kesadaranku. Sepertinya sudah saatnya aku pulang, meninggalkan pohon Damar yang menemaniku ini untuk merenungi nasibnya dan serabut-serabut yang kini memenuhi tubuhnya. Kuambil jam tangan itu dengan paruhku, dan terbang melalui hiruk-pikuk dedaunan, satu per satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun