Mohon tunggu...
Hamid El Gazel Saefulloh
Hamid El Gazel Saefulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 23107030133

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menaklukkan Atap Jawa Tengah: Jalur Panjang Menembus Dingin Berselimut Awan

15 Februari 2024   20:41 Diperbarui: 15 Februari 2024   20:59 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Menembus Medan yang Beragam

Ditengah perjalanan ini kami melintasi perkebunan warga di sebelah jalur pendakian. Perkebunan tersebut memberikan kontras menarik dengan alam liar sekitarnya dan menciptakan pemandangan yang memukau di tengah-tengah perjalanan kami.

Setelah melintasi jalur dengan perkebunan yang menawan, kami dihadapkan dengan jalur anak tangga yang terlihat begitu panjang di depan kami.

Setelah melakukan pendakian kurang lebih 2 jam, tibalah kami di pos 2 Camp Sikretek dengan ketinggian 2459 Mdpl. Di pos ini terdapat gazebo untuk beristirahat dengan pemandangan yang menakjubkan dari ketinggian gunung. Pos ini menjadi tempat istirahat yang sempurna bagi para pendaki untuk menyegarkan diri sebelum melanjutkan perjalanan.

Hampir sekitar 30 menit kami beristirahat, kami melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat baru. Jalur pendakian dari pos 2 menuju pos 3 ini terbilang paling manusiawi dibanding jalur yang lain, karena jalur ini adalah jalur yang paling landai, terlebih sudah tidak anak tangga yang begitu panjang di jalur ini. 

Dengan ini, kami dapat berjalan dengan lebih leluasa dan memperhatikan keindahan alam di sekitar tanpa harus terlalu fokus pada setiap langkah kaki. Meskipun demikian, jalur ini juga terbilang cukup panjang, kami harus melewati 9 sungai selama diperjalanan menuju pos 3. Perlu diingat, ketika melewati sungai di jalur ini, kita harus memperhatikan pijakan kaki kita, pastikan kita memilih pijakan yang menonjol dan tidak berlumut.

"Ratan Mbutuh" sebuah sebutan yang dibuat oleh para warga lokal untuk jalur ini. Ratan sendiri memiliki arti "Jalur Datar", dan "Butuh" adalah nama dari desa ini. Menurut cerita setempat, dulunya jalur ini bisa diakses dengan berkuda sekaligus untuk menghindar dari kejaran tentara Belanda.

Setelah melakukan pendakian kurang lebih 2 jam, tibalah kami di Pos 3 Camp Siterbang dengan ketinggian 2629 Mdpl. Kami berniat untuk menghabiskan waktu istirahat yang cukup disini karena jarak tempuh dari pos 3 menuju pos 4 terbilang cukup jauh dibanding jarak sebelumnya.

Setelah melakukan makan siang dan beristirahat, hujan pun datang dengan tiba-tiba. Langit yang sebelumnya cerah berubah menjadi mendung, dan tetesan air hujan mulai turun dengan lembut di antara cabang-cabang pepohonan.

Pada waktu itu juga, kami berkeputusan untuk mendirikan tenda di pos 3 karena melihat waktu dan cuaca yang tidak memungkinkan untuk kami melanjutkan perjalanan. Melihat hujan yang kian lebat, kami menunggunya hingga reda di sebuah saung yang ada di pos 3 ini.

Hujan mulai reda, rintik gerimis turun dengan lembut dari langit yang mendung, kami langsung bergegas mendirikan tenda dengan menggunakan jaz hujan sebagai pelindung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun