Berkaca pada pemikiran tersebut, kita sudah seharusnya mampu memfilter persepsi dalam pikiran, mengubah acuan kepercayaan tahayul corona menjadi pemikiran yang sifatnya lebih ilmiah dan di sertai dengan pedoman ilmu pengetahuan penting dijalankan.
Apalagi untuk masyarakat awan yang paing rawan terkena imbas pemikiran semacam itu lebih diutamakan untuk mengganti saluran sumber kepercayaan yang tidak mempunyai dasar dengan kepercayaan rasional terhadap wabah pandemi covid-19 sekarang.
Toh, tidak sulit, asalkan mau dan memiliki keinginan untuk sadar akan perubahan yang membawa dampak baik bagi diri kita seutuhnya.
Lebih Taat Protokol Kesehatan
Perbaikan akan sikap taat dan patuh terhadap protokol kesehatan menjadi prioritas utama disamping kewajiban diri untuk membuang pandangan salah terhadap keberadaan Covid-19.
Kita ketahui, berbagai anjuran protokoler kesehatan dari pemerintah sudah diberikan dini semenjak pandemi hadir.
Anjuran memakai masker, jaga jarak fisik, selalu mencuci tangan menjadi keharusan yang mesti dipatuhi sejak lama.
Bukan tanpa sebab, menurut penelitian Proceedings of the National Academy of Sciences, milik tim peneliti dari Texas A&M University, University of Texas, University of California, dan California Institute of Technology, berkaca pada hasil perbandingan kasus infeksi Covid-19 di New York dan Italia sebelum dan sesudah penerapan kebijakan wajib masker.
Hasilnya, masker ampuh mencegah penularan virus corona. Â Selain itu, menjaga jarak fisik satu sama lain sangat mendukung berkurangnya resiko penularan.
Dua kriteria protokol kesehatan memakai masker dan jaga jarak fisik punya andil besar pencegahan infeksi corona kepada orang sehat. Hal itu kemudian dapat ditambah dengan upaya mencuci tangan secara rutin.Â
Mencuci tangan dengan air dan sabun cukup ampuh membilas kuman apapun dari tangan kita.