Seperti halnya sebuah keluarga yang sedang pesta makan di suatu malam. Di halaman luas istananya mereka menggelar tikar. Gelap. Kecuali percikan sinar lampu yang kian temaram.
"Kok banyak asap ya pak?"
"Iya. Bisa banyak yang sakit ini."
"Sudah pula bulan sebesar sabit, dihalangi kabut lagi."
Mendengar itu bumi hendak berteriak. Mengungkit dari mana mereka mendapatkan santapannya. Jelas si bapak tau, asap yang menghalangi bulan tak lain sebab ribuan hektar kebun mereka yang barusan dibakar.
"Kapan Engkau musnahkan ciptaanMu ini?" Bumi bersedu, mengadu pada Penciptanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H