Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Lagi-lagi Serai Wangi jadi "Malaikat Penolong" di Bulan Ramadan

6 Juni 2017   16:33 Diperbarui: 7 Juni 2017   08:20 5705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
alat penyuling/Dokumentasi Pribadi

alat penyuling/Dokumentasi Pribadi
alat penyuling/Dokumentasi Pribadi
Meski proses panennya cukup menguras tenaga, apalagi puasa, namun saya pastikan kebun Serai wangi di kampungku akan gundul semua di bulan Ramadan ini. Di kampungku tanaman yang menjadi penolong itu banyak juga sudah dipanen walau belum cukup umur (standar) untuk dipanen, yang biasanya tiga bulan sekali panen. Juga saya berani bertaruh lebih dari 70% di kampung-kampung lain akan sama. Ya, alasannya tradisi menghamburkan duit di bulan puasa dan saat lebaran harus terpenuhi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Maka, Alhamdulillah di saat hasil tani yang lain seoalah memusuhi petani, serai wangi bisa menjadi ‘sandaran’ empuk di bulan puasa ini, yang memang sering dijadikan penopang saat krisis. Nah, itu kan yang punya kebun serai wangi, bagaimana kalau tidak? Tenang, yang tidak punya kebun juga bisa ‘memeras’ rupiah dari Serai wangi. Alasannya:

Pertama, yang tidak punya kebun serai wangi bisa menego pada yang punya kebun untuk memanen (menyuling, bahasa gayonya Ngukus) dengan cara bagi tiga hasil: satu bagian untuk yang punya kebun dan dua bagian untuk kita yang memanen. Ini sudah biasa terjadi.

Satu hektar serai wangi dapat menghasilkan sekitar 70 kg minyak atsiri (tergantung cuaca dan umur Serai wangi). Jika harganya Rp. 225.000/kg, satu hektar bisa menghasilkan uang Rp. 15.750.000. Kalau kita punya sendiri kan lebih dari cukup untuk puasa dan lebaran. Bagaimana kalau kita memanen punya orang? Ya, lumayan juga kan. Kalau kita sendiri akan dapat Rp. 10.500.000. Dan seandainya duet, per orangnya masih dapat Rp 5.250.000. Dengan uang segitu saya kira sudah lebih dari cukup membeli blouse lebaran untuk istri, bukan? *tapi pengerjaannya sangat tidak mudah kawan.

'rupiah' Yang ditampung dari Serai wangi/Dokumentasi Pribadi
'rupiah' Yang ditampung dari Serai wangi/Dokumentasi Pribadi
Kedua, andai tidak dapat melobi pemilik kebun atau sudah tidak kebagian. Sekasar-kasarnya masih bisa jadi buruh orang yang sedang panen. Karena prosesnya cukup menguras tenaga tadi, biasanya sering dicari pekerja harian. Apalagi bulan puasa, prosesnya kadang dipercepat. Upah harian memang hanya Rp 70.000 Tapi untuk urusan ini, yang menjadi tuan sering menghargai Rp 100.000/hari.

Begitu untuk yang tidak punya kebun. Bisa kan?

Tapi, terkadang niat hati ingin memperirit biaya, minyak ‘mulia’ itu disimpan dulu. Baru nanti pas hari-hari mendekati lebaran baru dijual. Eh, malah para pengepul tidak mau lagi membeli, seperti tahun kemaren, banyak yang kecewa.

Bukan tidak laku, tapi uang cash pengepul sudah tidak ada dan bank sudah libur duluan untuk dicairkan. Loh, kok bisa? Ya bisa dong. Konon, beredar kabar rupiah yang dapat diperas dari daun tanaman rimbun itu akan menyalip jumlah APBK Kab. Gayo Lues. Maka saya pun berdo’a, semoga tahun ini para pengepul menyiapkan masing-masing uang tunai segudang. Hehe.

Gayo Lues, 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun