Mohon tunggu...
GayGuy HappyGuy
GayGuy HappyGuy Mohon Tunggu... -

Hanya ingin menjadi jembatan bagi kedua kaum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lingkaran Setan Homoseks dan Homophobic (=Anti Gay)

14 Agustus 2010   14:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 4269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda bisa membayangkan kehidupan orang tersebut seperti berikut ini. Sebut saja namanya Ivan. Dia selalu ingat dendam diledeki sebagai banci dan bencong oleh lelaki heteroseks di sekitarnya saat masih kecil hingga umurnya sudah dua puluh tahun lebih. Suatu saat, ia membuat rekaman video yang menyatakan dia bangga menjadi gay sembari memaki – maki teman-teman masa kecilnya dalam keadaan mabuk untuk diupload ke You Tube. Dia melakukannya karena selalu merasa kekesalannya itu tak pernah terlampiaskan sebelumnya. Rekaman itu seketika menggemparkan Indonesia, reaksinya, Ivan dihujat oleh kelompok You-Know-What. Akhirnya ia memutuskan untuk minggat ke Australia sebelum ia dicari oleh You-Know-What untuk digilir hujan batu. Dengan berat hati ia harus berpisah dengan Gunawan yang hidup di Indonesia sebagai seorang heteroseks tapi walau sudah tahu Gunawan seorang heteroseks, Ivan tetap saja bersikukuh untuk mencintainya. Sekalipun ia harus terluka, karena baginya cinta tak harus memiliki meski ia sadar sekali bahwa ia ingin memiliki Gunawan. Ivan akhirnya bekerja sebagai bintang "adult content" di Australia untuk bisa membiayai hidupnya dan juga berkeinginan untuk bisa membawa Gunawan ke Australia. Keinginan itu pun hancur, ia merasa kerja kerasnya sama sekali tidak ada gunanya ketika Gunawan menolak untuk diundang ke Australia karena sudah memiliki seorang istri dan tak mungkin mencintai seorang homoseks seperti dirinya. Impiannya untuk mencetak undangan pernikahan menggunakan nama Ivan dan Gunawan di Australia yang telah hancur dianggapnya sebagai puncak dari penderitaan hidupnya yang tak pernah membaik selama ini dan akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri. Kenapa bisa begitu? Karena Ivan selalu merasa menjadi korban oleh siapapun juga, bahkan oleh karena pilihannya sendiri. Karakter drama kingnya sudah terbentuk sejak kecil akibat tekanan-tekanan dari masyarakat sekitarnya. Akibat bullying dari teman sekitarnya, Ivan tak menghargai lagi dirinya sendiri sejak kecil dan terjebak dalam pola “nyaman akan siksaan” yang dengan sadar dia lakukan.

Pandangan miring masyarakat kebanyakan terhadap kaum homoseks serta keharusan untuk menikah agar dianggap sempurna dan bisa meneruskan garis keluarga seringkali menyebabkan kaum homoseks mengalami tekanan yang lebih berat daripada kaum heteroseks. Tekanan ini akhirnya menyebabkan banyak hal di antaranya adalah seperti si Sammy yang sekalipun memiliki wajah jelek tapi memiliki banyak uang berpikir untuk selalu menyewa gigolo agar bisa memuaskan nafsunya sebelum ia akhirnya memutuskan untuk membahagiakan keluarganya dengan menikah, orang – orang seperti si Sammy akhirnya juga bisa menyebabkan si Tono sulit untuk mempercayai adanya cinta sejati dari Raymond yang mencintainya dan menunggunya selama ini dengan setia, atau bisa juga menyebabkan orang seperti si Indra yang polos, memutuskan juga untuk menjadi seks oriented karena pahitnya melihat keadaan di dalam dunia gay yang kebanyakan seks oriented, padahal Bertrand menjalin hubungan dengannya agar bisa menikah di Belanda. Lebih jauh lagi, keadaan seperti ini bisa dimanfaatkan seperti si Krishna yang hendak mengeruk kekayaan orang si Sammy, sehingga rela untuk menjadi berondongnya, menciptakan lagi sebuah stigma buruk bahwa gay itu matre dan pencinta seks di mata homophobic. Sudah mulai bisa dilihat dengan jelas sekarang dimana letak lingkaran setannya

Kaum homoseks memiliki ketakutan sendiri di dalam hidupnya yang semakin tidak pasti karena penyebab - penyebab di atas, itu sudah sangat jelas. Contoh – contoh di atas itu adalah efek buruk yang terjadi jika kita lihat dalam wilayah interaksi antara sesama homoseks yang menyebabkan dan disebabkan oleh reaksi dari kaum homophobic.

Bukan hanya itu saja, tekanan semacam ini juga menyebabkan ketakutan jenis lainnya lagi yang paling awam dan dirasakan setiap gay : penolakan masyarakat kepada mereka. Contoh – contoh di bawah inilah yang aku sebut sebagai efek buruk dalam interaksi kaum homoseks dengan kaum heteroseks yang disebabkan oleh kaum homophobic namun sangat dirasakan akibatnya oleh kaum homoseks.

Sebut saja si Nathan yang setiap hari harus terlihat macho untuk meyakinkan Azizah bahwa ia lelaki tulen yang “manis” dan bisa diandalkan untuk menjadi pasangan hidup, hanya untuk berakhir di perlaminan yang tak diinginkannya dan berusaha keras membayangkan keindahan tubuh seorang lelaki cuma untuk bisa membuahi rahim si Azizah setiap malamnya. Nathan sekalipun sudah bisa menerima dirinya tapi tidak menjalani kehidupan dengan semudah yang ia inginkan. Memasang topeng setiap hari. Berpura – pura memiliki pacar dari lawan jenis hanya untuk dipandang normal oleh masyarakat kebanyakan. Menikah untuk dianggap “sempurna” padahal kesempurnaan itu lagi – lagi menurut orang lain dan bukanlah kebahagiaan yang diinginkan.

Ada juga yang berpacaran dengan sesama jenis secara diam – diam. Menutupi sepenuhnya identitas diri mereka dari masyarakat kebanyakan di saat yang bersamaan mereka hendak membuka diri mereka terhadap orang lain yang mereka cintai. Melakukan semuanya bagaikan teroris. Hidup mencintai di bawah bayang – bayang ketakutan. Merasakan kebahagiaan tapi tak akan pernah dianggap “sempurna” oleh masyarakat sekitarnya ketika mereka memutuskan untuk tidak menikah dengan lawan jenis di lingkungannya. Anda bisa membayangkannya seperti saat Ian dan Bambang berusaha untuk secepat mungkin memakai pakaian dalam mereka lagi saat orang tua Ian telah pulang dari dinas luar kota lebih cepat dari perhitungan yang diduga Ian. Beberapa tahun kemudian, mereka memutuskan untuk hidup satu atap selamanya dengan berbahagia setelah keduanya diusir dari rumah mereka akibat kepergok saat Ian memasang posisi yang tak-etis-disebutkan-di-sini di dalam kamar Bambang.

Beberapa lagi memiliki saat – saat terpelik di dalam kehidupan mereka : di saat mereka sedang merasakan kebahagiaan mereka yang begitu indah tapi harus diputuskan di tengah jalan – jalan. Contohnya adalah saat si Shireen yang menangis terisak - isak saat hendak mengucapkan janji pernikahannya dan disalahartikan sebagai menangis terharu oleh Wisnu, pria yang dinikahinya karena desakan si ibu yang tidak tahan hendak gendong cucu dan juga karena ia tak tahan oleh ocehan temannya yang menjulukinya sebagai perawan tua frigid, padahal sesungguhnya diam – diam di dalam hatinya ia menangisi pedih bayangan Donita yang selama ini mencintainya dan dicintainya.

Mungkin kelompok yang terburuk daripada kelompok di atas adalah kelompok terakhir ini. Bayangkan saja ketika seorang kakek bernama Fendy berjalan tertatih - tatih dengan bantuan tongkatnya menuju ranjangnya yang dingin, berusaha menutup matanya yang selalu berkaca – kaca setiap kali ia berbaring. Karena ia sedih bahwa tak ada satu lelaki pun di sampingnya yang akan memeluknya, menghangatkannya dari kedinginan. Selalu berharap di setiap harinya ia memejamkan mata adalah hari terakhirnya hidup karena tak tahan lagi dengan kesepian di hari tua yang ia rangkai sendiri. Kesepian yang dirajutnya sendiri karena ia tak ingin membohongi dirinya dengan kesempurnaan dari pandangan orang lain tapi tak ingin juga dirinya terluka dari pandangan orang lain karena memiliki sebuah kebahagiaan. Ia tak terlihat sempurna, tak juga terlihat bahagia karena idealismenya sendiri.

Perlu disadari juga bahwa tekanan masyarakat homophobic sendiri akhirnya menimbulkan tindakan yang tidak diinginkan ke kaum heteroseks dari kaum homoseks. Pak Guru Aldy yang mensodomi Irfan, Syahrul, Dimas dan segenap siswa lainnya disebabkan karena ia tak pernah bisa memiliki pasangan hidup secara terbuka untuk memuaskan hawa nafsunya dan hasrat ingin mencintai di kampung Suka Maju Mundur adalah salah satu contoh dari kasus ini. Lebih lanjut lagi, Dimas yang merupakan “korban-tapi-keenakkan” –nya Pak Guru Aldy itu akhirnya tumbuh menjadi dewasa sebagai seorang homoseks dan ingin merasakan belaian lelaki. Ditambah lagi dengan pemikirannya tentang kaum heteroseks di sekitarnya yang tak pernah bisa mengerti dirinya harus merasakan apa yang dirasakannya agar bisa mengerti posisinya, Dimas akhirnya melanggar batas habitatnya dan seorang heteroseks akhirnya menjadi korbannya. Mario menjadi seorang biseks karena Dimas dan semuanya dimulai karena Dimas berpikir bahwa semua heteroseks adalah homophobic, sebuah reaksi dari pemikiran penuh kebencian yang berasal hanya dari para homophobic , bukan semua heteroseks.

Sekarang kita sudah lihat kan apa efek dari kaum homophobic yang secara tidak langsung merusak kaum heteroseks itu sendiri? Ketika mereka tidak mau menyadari hal ini, mereka akan berpikir bahwa kaum homoseks itu sendiri yang memang ahli dalam perzinahan dan patut disalahkan, padahal mereka sendiri juga mengambil peran serta dalam semua lingkaran setan ini. Mereka sama saja seperti kaum homoseks yang seks oriented yang merusak pandangan kaum heteroseks terhadap homoseks. Semuanya terlibat di dalam lingkaran setan ini. Semuanya berperan. Baik para homophobic maupun homoseks itu sendiri.

Lalu apa yang harus kita –kaum homoseks dan heteroseks, khususnya homophobic- lakukan agar terlepas dari lingkaran setan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun