Mohon tunggu...
Gavin Mustika Kresna
Gavin Mustika Kresna Mohon Tunggu... Lainnya - Aviation Blogger/Enthusiast

EN: Just a blogger that loves talking about aviation related topics, from general knowledge to detailed cases about events in aviation! I love learning about the intricate details surrounding the world of aviation and how it's shaped through technological advancements, and lessons learned from accidents/incidents that occur. ID: Saya seseorang blogger yang senang bercerita tentang topik penerbangan dari informasi umum sampai kasus dan kejadian di dunia penerbangan! Saya senang mempelajari detil dan bagaimana dunia penerbangan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, dan juga pelajaran yang didapatkan dari kecelakaan/insiden yang terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jeju Air Penerbangan 2216, Tragedi di Korea - Apa Yang Diketahui

17 Januari 2025   21:16 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

09:10: Kementerian transportasi menerima laporan kecelakaan dari otoritas bandara.

09:23: Seorang pria diselamatkan dan dibawa ke fasilitas medis sementara.

09:38: Bandara Muan ditutup.

09:50: Penyelamatan orang kedua dari bagian ekor pesawat berhasil diselesaikan.

Penilaian awal atas insiden Jeju Air

Berdasarkan penilaian dari bukti yang ada, berupa video dan foto-foto yang viral sesaat proses pendaratan pesawat Jeju Air  7C-2216 hingga kecelakaan tersebut terjadi. Pada kronologi yang telah diterbitkan oleh kementerian transportasi Korea, dari awal  waktu terjadi tabrakan dengan burung hingga pendaratan darurat yang dilakukan. 

Dari rekaman video pada detik-detik terakhir, pendaratan pesawat tersebut dilakukan dengan tanpa adanya roda pendaratan yang keluar dan juga tanpa sirip pendaratan. Hal ini menyebabkan pesawat mendarat dengan kecepatan yang   lebih tinggi dari kecepatan normal dengan konfigurasi mendarat, dan juga dengan mendarat sangat telat di jarak landasan atau pesawat melakukan pendaratan awal pada tengah landasan, sehingga tidak ada waktu untuk pesawat berhenti atau menurunkan kecepatan. 

Tetapi, menurut seorang ahli penerbangan bernama David Learmount dari Inggris menyatakan bahwa konstruksi antena di ujung landasan juga memberikan kontribusi penyebab besarnya angka korban jiwa yang jatuh. karena antena ILS berada di ujung landasan Bandara Muan terbuat oleh material keras berupa beton yang tertutup oleh tanah. Karena material tersebutlah maka kondisi pesawat menjadi kerusakan total karena menabrak struktur beton antena ILS yang mengakibatkan hampir semua penumpang dan kru di dalamnya tewas.

Dari data dan opini yang terjadi atas insiden kecelakaan Jeju Air, ada hal yang tidak biasa dalam pelaksanaan pendaratan darurat. Karena menurut penulis, tabrakan dengan burung kepada pesawat penumpang seharusnya tidak menyebabkan sistem pesawat untuk mengalami gagal fungsi dengan skala besar hingga roda dan sirip sayap tidak bisa diturunkan. Ini juga bisa terbuktikan dimana pesawat masih bisa dikendalikan untuk mendarat setelah tabrakan burung. Tetapi, dengan fakta bahwa kronologi yang diberikan oleh menteri transportasi, jangka waktu dari tabrakan burung sampai pendaratan dilakukan hanya kurang lebih 2-3 menit. Dalam waktu yang sangat pendek ini, pilot telah melakukan pengambilan keputusan untuk mendarat terlalu cepat. Ada kemungkinan salah satu atau kedua pilot panik dan langsung buru-buru mencoba melakukan pendaratan yang sangat berbahaya tanpa roda atau sirip sayap. 

Fungsi roda dan sirip pendaratan sangat penting dalam proses pesawat mendarat dan berhenti dengan selamat. Sirip pendaratan memungkinkan pesawat untuk terbang dalam kecepatan yang lebih aman untuk mendarat, saat sirip bagian belakang pesawat turun menyebabkan dorongan udara dialirkan ke bawah dan juga menambahkan area sayap agar daya angkat lebih besar untuk pesawat tetap terbang dalam kecepatan lebih rendah, Sementara, roda pendaratan adalah penopang utama pesawat saat pesawat melakukan pendaratan. Roda pendaratan juga mempunyai rem untuk membantu pesawat mengurangi kecepatan dan berhenti.

Tetapi, dengan informasi dari flight recorder yang ternyata tidak merekam percakapan yang terjadi di kokpit selama 5 menit sebelum insiden tersebut terjadi, kita tidak terlalu tahu apa yang terjadi di kokpit tersebut, terdapat beberapa kemungkinan antara pilot telah melakukan kesalahan karena panik sesaat setelah terjadi tabrakan dengan burung, atau kerusakan dari tabrakan burung membuat beberapa instrumen pesawat, khususnya yang berperan dalam pendaratan tidak berfungsi dengan benar, atau ada kecacatan di sistem pesawat pada waktu yang sangat buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun