"Ada ... ada yang beli kopi Abah," kenang Abah Ukin tentang rombongan wisatawan asal Jepang yang mengunjungi kebun kopi miliknya tiga tahun yang lalu.
Dikunjungi wisatawan asing sudah membuat lelaki tua bernama lengkap Ukin Rahmat itu bahagia. Apalagi kopi produksinya pun terjual.
Kopi Abah Ukin dihasilkan dari kebun yang berada di Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dari kebunnya yang berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut itu, dihasilkan kopi arabika dan kopi robusta. Sayangnya, Abah Ukin tidak tahu persis berat kopi yang dihasilkannya.
"Ada yang beli, ya Abah jual," ucapnya dalam bahasa Sunda pada satu pagi di awal Desember 2022.
Oleh Abah Ukin, hampir semua kopi produksinya dijual ke pengepul. Hanya sedikit yang dijualnya langsung ke konsumen. Konsumen yang membeli langsung itu, kebanyakan datang ke rumahnya. Ada juga yang membeli langsung melalui marketplace yang dikelola oleh anak-menantunya.Â
"Katanya mah ada yang untuk dibawa ke luar negeri."Â
Rantai Distribusi Kopi yang Panjang Miskinkan Petani
Sepanjang 2022, dunia mengonsumsi 10.1 juta ton kopi. Dari jumlah itu, kopi Nusantara memasok 794,8 ribu ton. Kopi Nusantara sebanyak itu dihasilkan dari 1,25 juta hektar lahan yang tersebar di sejumlah daerah di tanah air.Â
Di atas lahan seluas 1,25 hektar, aneka jenis kopi Nusantara ditanam. Hasilnya 794,8 ribu ton kopi dihasilkan. Seberat 434,19 ribu ton di antaranya atau lebih dari separuhnya diekspor ke berbagai negara dengan nilai USD 1,13 miliar.
Amerika Serikat merupakan negara pengimpor kopi Nusantara terbesar disusul Mesir dan Jerman. Sementara, Malaysia yang mengimpor 26,1 ribu ton menduduki posisi keempat sekaligus menjadi negara pengimpor terbesar kopi Nusantara di kawasan Asia.
Dari rekam statistik, ekspor kopi Nusantara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bank Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu komponen bangsa yang turut dalam upaya meningkatkan ekspor kopi Nusantara. Melalui Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah yang menjadi mitranya, pada 2021 Bank Indonesia Jawa Barat, sukses membukukan ekspor perdananya ke Arab Saudi sejumlah 18 ton.
Kendati demikian, karena beberapa faktor, jumlah petani kopi Nusantara yang menjual langsung produknya ke konsumen di luar negeri masih sedikit. Salah satu indikasinya  terlihat dari sedikitnya kopi Nusantara yang dijual di "supermarket online" Amazon.com.
Jangankan menjual langsung ke konsumennya di luar negeri, menjual langsung ke konsumen di dalam negeri pun masih sedikit. Kopi Arjasari, misalnya, dari 200 ton hanya 3,8 persen yang dijual langsung ke konsumennya. Sementara 75 persen dari kopi yang dihasilkan oleh warga Desa Mekarjaya Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung, ini dijual ke pengepul.Â
Sebagaimana yang dipublikasikan dalam "Rantai Distribusi Kopi Dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Dairi", panjang-pendeknya rantai distribusi kopi mempengaruhi harga jual kopi. Akibatnya tingkat kesejahteraan petani kopi pun ikut terpengaruh.
Tingkat kesejahteraan petani kopi arabika di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, misalnya. Pada rantai distribusi pendek terdapat 91,67 persen petani yang tidak miskin dan 9.33 persen lainnya miskin (dalam penelitian itu kesejahteraan petani kopi dibagi menjadi tidak miskin dan miskin) . Sedangkan, pada rantai distribusi kopi arabika yang panjang terdapat 76 persen petani yang tidak miskin dan 24 persen miskin.
Padahal, dengan hanya menjual langsung 3.8 persen kopinya ke konsumen, kesejahteraan petani kopi di Desa Mekarjaya sudah meningkat tiga kali lipat.
"Dulu waktu saya kesana, jalannya jelek. Sekarang, jalannya sudah mulus, rumah-rumah juga bagus-bagus," ujar Teddy Darmono, pemilik kedai kopi di Jalan Pilang Raya, Cirebon, Jawa Barat.
Bayangkan bila lebih banyak lagi kopi yang bisa dijual secara langsung ke konsumennya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Manfaatkan Regional Payment Connectivity, Petani Kopi Nusantara dapat Pangkas Rantai Distribusi
Dengan memanfaatkan teknologi digital seperti saat ini, sebenarnya petani kopi dapat lebih meningkatkan penjualan langsungnya (direct selling) ke konsumen, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Melalui marketplace, misalnya. Atau membuat website sendiri.
Dan, sebagaimana yang diberitakan, Bank Indonesia sendiri giat mendukung perluasan akses pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui berbagai promosi perdagangan yang dilakukan bekerja sama dengan kantor perwakilan Bank Indonesia di luar negeri. Dalam giat ini juga Bank Indonesia juga turut mensosialisasikan digitalisasi pembayaran melalui QR Code.
Di Indonesia, QR Code dikenal dengan nama Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS. Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019 penggunaan QRIS terus mengalami peningkatan dan perluasan.Â
Tiga tahun setelah peluncurannya, Quick Response Code Indonesian Standard telah terinterkoneksi dengan DuitNow QR Malaysia. Melalui interkoneksi ini, wisatawan Malaysia yang melancong ke Indonesia dapat belanja dengan menggunakan DuitNow QR, begitu juga sebaliknya.
Setelah Malaysia, kini QRIS juga telah terinterkoneksi dengan Singapore Quick Response (SGQR) Singapura, Thai QR Thailand, dan QR Ph Filipina.
Selanjutnya, Pascakeketuaan ASEAN Indonesia 2023 yang mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Bank Indonesia bersama bank-bank sentral ASEAN lainnya meluncurkan sistem Regional Payment Connectivity (RPC). Sistem cross border payment (pembayaran lintas negara) ini dibangun guna terus memperkuat sekaligus meningkatkan konektivitas pembayaran, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
"Saat ini kerja sama RPC telah membuahkan implementasi pembayaran lintas negara berbasis QR Code antara Indonesia dengan Thailand dan Malaysia," terang Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, pada 12 Mei 2023 sebagaimana yang dikutip oleh situs resmi Bank Indonesia.
Selain memudahkan pembayaran dan memangkas tarif, Regional Payment Connectivity (RPC) juga memiliki berbagai keuntungan. Salah satunya mendukung UMKM dalam meningkatkan penetrasi dan eksposur produk-produknya pasar global. Kopi Nusantara adalah salah satunya.
Seperti yang diutaskan Bank Indonesia melalui akun Twitter-nya pada 16 Mei 2023, "Hasil produk UMKM kita memang gak main-main, Sobat. Mulai dari kain, kopi, fesyen, aksesoris hingga produk kreatif lokal lainnya kini mulai dipandang secara global. Gak heran, kalau sektor UMKM di Indonesia memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kita."
Hasil produk UMKM kita memang gak main-main, Sobat. Mulai dari kain, kopi, fesyen, aksesoris hingga produk kreatif lokal lainnya kini mulai dipandang secara global. Gak heran, kalau sektor UMKM di Indonesia memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kita.--- Bank Indonesia (@bank_indonesia) May 16, 2023
Kopi memang salah satu produk yang mendapat keuntungan dari diluncurkannya Regional Payment Connectivity. Petani kopi kini bukan saja dapat lebih mempopulerkan kopi produksinya, tetapi juga dapat langsung menjualnya (direct selling) ke penikmat kopi Nusantara di negara-negara Asia Tenggara.Â
Sebaliknya, pecinta kopi di Asia Tenggara dapat membeli kopi Nusantara pilihannya langsung kepada petani hanya memindai kode QRIS yang tersedia.
Setelah terkoneksinya sistem pembayaran digital melalui sistem Regional Payment Connectivity (RPC), petani kopi Nusantara kini sudah bisa memotong rantai distribusi dengan menjual langsung produknya ke konsumen yang berada di negara-negara ASEAN. Ujung-ujungnya, kesejahteraan petani pun dapat meningkat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI