Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reshuffle Kabinet: Blunder Jokowi bila Copot Menkominfo Johnny G Plate

26 Desember 2022   18:56 Diperbarui: 26 Desember 2022   19:25 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi kembali melempar kode akan ada reshuffle kabinet. 

"Mungkin (ada reshuffle)," jawab Jokowi singkat saat ditemui di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 23 Desember 2022.

Jokowi memang tidak merinci alasannya. Ia pun tidak menyebut waktu pasti reshuffle akan dilakukan.

"Rencana selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," sambung Jokowi.

Isu reshuffle kembali menggaung pasca Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024 pada 3 Oktober 2022. Tiga menteri asal Nasdem, Mereka adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar; serta Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, disebut-sebut bakal didepak dari jabatannya.

Reshuffle Seluruh Menteri Asal Nasdem bisa Rugikan Jokowi

Pasca Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan, hubungan Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dikabarkan memburuk. Jokowi tidak menghadiri perayaan hari ulang tahun Nasdem yang digelar pada 11 November 2022. Bahkan mengirim pesan terbuka pun tidak. Kemudian, Surya membalasnya dengan tidak menghadiri resepsi pernikahan putra Jokowi, Kaesang Pangarep, pada 11 Desember 2022.

Malah, saat memberikan sambutan dalam acara HUT ke-58 Partai Golkar. Jokowi menyindir Surya dan Nasdem dengan memberikan pesan kepada para kader Golkar agar tidak sembarangan dalam memilih capres dan cawapres untuk Pilpres 2024.

"Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan co-pilot yang akan dipilih oleh rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden, tapi juga saya titip pesan jangan terlalu lama-lama," sindir Jokowi dalam pidatonya pada 21 Oktober 2022.

Jokowi memang tidak secara terang-terangan menyebut nama yang dimaksud, namun publik menangkap capres yang dimaksud Jokowi adalah Anies Baswedan. Dugaan publik tidak salah.

Menariknya, di sisi lain dan pada kesempatan yang sama, Jokowi justru mendorong Golkar, PPP, dan PAN yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk segera mengumumkan capres jagoannya.

"Saya denger-denger dan saya melihat tiap hari itu Pak Airlangga Hartarto (Ketua Umum Golkar) tuh rangkulan terus dengan Pak Mardiono (Plt Ketum PPP M Mardiono) dan Pak Zulkifli Hasan dari PAN. Jangan hanya rangkul-rangkulan terus," canda Jokowi.

Sikap dan pernyataan-pernyataan Jokowi tersebut memunculkan dugaan adanya cawe-cawe pemerintah dalam penentuan pasangan capres-cawapres. Bukan hanya itu, pemerintah pun diduga kuat tengah menjalankan skenario untuk memenangkan capres-cawapres yang dijagokannya.  

Namun, setelah sorotan publik semakin tajam pada sejumlah skandal yang melibatkan petinggi dan jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jokowi terkesan mengendur. Ia bahkan mengungkapkan dirinya dan istana menjadi kambing hitam atas kegagalan suatu koalisi.

"Yang saya takutkan nanti kalau ada yang gagal koalisi, gagal koalisi nanti yang dituduh Istana lagi. Ini Istana ini, ini Istana ini," kata Jokowi dalam HUT Partai Hanura di JCC Senayan, Jakarta, pada 21 Desember 2022.

Perubahan sikap Jokowi tersebut mengindikasikan jika Jokowi tidak mau dituduh sebagai pihak yang menghalangi pencapresan Anies oleh Nasdem. Selain itu, pernyataan itu juga bisa dibaca sebagai indikasi bila Jokowi telah menyadari kesalahannya atau blundernya yang menjaga jarak dari Nasdem. Untuk membuktikannya, Jokowi tidak akan me-reshuffle seluruh menteri asal Nasdem. 

Selain itu, pencopotan seluruh menteri asal Nasdem dicopot, justru semakin menguatkan kesan bila Jokowi marah besar pada Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies. Dan, tindakan ini justru memamerkan sikap kekanak-kanakan politik Jokowi.

Lebih dari itu, me-reshuffle seluruh kader Nasdem dari kabinet juga semakin menguatkan kesan bila Jokowi lebih menomorsatukan kepentingan politiknya ketimbang profesionalitas kabinetnya.

Di sisi lain reshuffle kabinet dengan mencopot menteri asal Nasdem juga akan membahayakan posisi Jokowi bila pada Pilpres 2024 nanti capres jagoan Nasdem yang keluar sebagai pemenangnya.

Tak Ada Alasan Jokowi Me-Reshuffle Johnny G Plate

Banyak yang mengatakan Johnny G Plate masuk dalam daftar menteri yang akan dicopot Jokowi. Jika dicermati, pernyataan-pernyataan pencopotan Johnny sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika lebih cenderung pada desakan.

Sayangnya, banyak dari pendesak pencopotan Johnny G Plate yang tidak mengetahui tugas dan fungsi Kominfo. Sehingga desakan mereka tidak berdasarkan pada kinerja Johnny dalam memimpin Kominfo. Misalnya, mengatakan kegagalan Kominfo dalam mengatasi serangan hacker. Padahal sudah sangat jelas bila serangan siber merupakan tupoksi BSSN.

Para pendesak pencopotan Johnny G Plate dari Menkominfo pun menggunakan latar belakang pendidikan Johnny G Plate sebagai alasannya.

Johnny Plate lahir di Ruteng, Flores, NTT pada 10 September 1956. Sekjen Partai Nasdem ini menempuh studi ekonomi dan manajemen bisnis di Universitas Katolik Atma Jaya. Dengan latar belakang pendidikannya, Johnny sukses  mengelola bisnis peralatan pertanian. Dengan modal kesuksesan itu, ia kemudian bergabung dengan AirAsia dan menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan.

Sebelum menjabat Menkominfo sejak dilantik pada 23 Oktober 2019, Johnny memang bukan saja tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang "kekominfoan", tetapi juga pengalaman kerja. Namun demikian, menteri adalah jabatan politis yang tidak terkait latar belakang, baik itu pendidikan maupun pengalaman kerja.

Di era Presiden Soeharto, misalnya, Jenderal M Yusuf yang berlatar belakang militer diangkat sebagai Menteri Pendidikan. Mahfud MD yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di bidang pertahanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid dipilih sebagai Menteri Pertahanan.

Pada masa Jokowi, Menteri Kesehatan dijabat oleh Budi Gunadi Sadikin yang baik pendidikan maupun pengalaman kerja sama sekali tidak terkait masalah. Bahkan, pada periode pertamanya Jokowi mendudukan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Karenanya desakan atau pun usulan pencopotan Johnny G Plate dari jabatannya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika karena latar belakang pendidikannya sangat mengada-ada.

Karenanya, Johnny Plate baru di-reshuffle jika dan hanya jika kinerjanya dinilai tidak memuaskan. Dan, karena alasan kinerja ini jugalah Johnny masih menjabat Menkominfo meski sudah berulang kali namanya disebut-sebut setiap kali beredar isu reshuffle kabinet.

Kinerja Johnny G Plate yang Kurang Disorot Media

Seperti yang diberitakan oleh sejumlah media, pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mencari sumber pembiayaan guna keberhasilan peluncuran Satelit Satria. 

Ketika itu, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI, Menkominfo Johnny G Plate menargetkan financial closing Satelit Satria rampung pada kuartal pertama 2020.

Namun, tetiba virus Corona (COVID-19) menyerang dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya, hampir seluruh rencana terpaksa harus dikaji, tidak terkecuali rencana peluncuran Satelit Satria. Terlebih, pengoperasian satelit baru bukanlah proyek yang diprioritaskan.

Dilandasi kebutuhan yang sebenarnya sangat mendesak. Johnny G Plate berupaya keras mencari peluang pendanaan proyek Satelit Satria. 

Setelah financial closing yang terpaksa harus molor dari waktu yang ditargetkan, akhirnya proyek pengadaan Satelit Satria kembali berjalan setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika memutuskan skema pembiayaan proyek Satelit Satria dilakukan melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Johnny pun tidak melulu memikirkan infrastruktur fisik. Tetapi juga peningkatan SDM anak bangsa dengan mengupayakan transfer teknologi dari perusahaan terkemuka.

Untuk itu, Johnny G Plate meluncurkan Program Digital Talent Scholarship (DTS). Melalui program ini, Kominfo mendorong peningkatan daya saing digital Indonesia dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja bidang TIK menuju Revolusi Industri 4.0.

Untuk mewujudkannya, Kominfo menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian.

Bersama BPSDMI, Kominfo mengembangkan sejumlah program guna menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi digital sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, kerja sama keduanya juga mampu mendorong percepatan peningkatan daya saing sumber daya manusia di bidang industri dan komunikasi dan informatika. Dengan begitu, tercipta ekosistem ketersediaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Prestasi Kominfo lainnya adalah berhasil menggolkan Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi menjadi Undang-undang Data Pribadi (UU PDP). Sebagaimana diberitakan oleh sejumlah media, perjalanan UU PDP ini sangat alot, bukan saja setelah penyerahannya ke DPR RI, tetapi juga di lingkungan pemerintah sendiri. Namun, pada 17 Oktober 2022 UU PDP berhasil disahkan. 

Kerja keras Johnny G Plate dan Kominfo yang dipimpinnya ini dinilai memenuhi harapan. Bahkan, meski kerap dihantam berbagai cacian, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang dikenal kritis terhadap pemerintah tidak memasukkan Kominfo ke dalam kementerian bernilai "Nasakom".

Itulah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat tidak menyebut nama Menkominfo Johnny G Plate saat memberi bocoran tentang nama kader Nasdem yang akan direshuffle. Menurut Djarot, dua kader Nasdem yang akan dicopot adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Jadi, kalaupun reshuffle kabinet bukan berdasarkan kinerja, tetapi politis, Menkominfo Johnny G Plate tetap aman dari reshuffle..Dan, akan menjadi blunder Jokowi bila Johnny G Plate dicopot

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun