"Saya denger-denger dan saya melihat tiap hari itu Pak Airlangga Hartarto (Ketua Umum Golkar) tuh rangkulan terus dengan Pak Mardiono (Plt Ketum PPP M Mardiono) dan Pak Zulkifli Hasan dari PAN. Jangan hanya rangkul-rangkulan terus," canda Jokowi.
Sikap dan pernyataan-pernyataan Jokowi tersebut memunculkan dugaan adanya cawe-cawe pemerintah dalam penentuan pasangan capres-cawapres. Bukan hanya itu, pemerintah pun diduga kuat tengah menjalankan skenario untuk memenangkan capres-cawapres yang dijagokannya. Â
Namun, setelah sorotan publik semakin tajam pada sejumlah skandal yang melibatkan petinggi dan jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jokowi terkesan mengendur. Ia bahkan mengungkapkan dirinya dan istana menjadi kambing hitam atas kegagalan suatu koalisi.
"Yang saya takutkan nanti kalau ada yang gagal koalisi, gagal koalisi nanti yang dituduh Istana lagi. Ini Istana ini, ini Istana ini," kata Jokowi dalam HUT Partai Hanura di JCC Senayan, Jakarta, pada 21 Desember 2022.
Perubahan sikap Jokowi tersebut mengindikasikan jika Jokowi tidak mau dituduh sebagai pihak yang menghalangi pencapresan Anies oleh Nasdem. Selain itu, pernyataan itu juga bisa dibaca sebagai indikasi bila Jokowi telah menyadari kesalahannya atau blundernya yang menjaga jarak dari Nasdem. Untuk membuktikannya, Jokowi tidak akan me-reshuffle seluruh menteri asal Nasdem.Â
Selain itu, pencopotan seluruh menteri asal Nasdem dicopot, justru semakin menguatkan kesan bila Jokowi marah besar pada Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies. Dan, tindakan ini justru memamerkan sikap kekanak-kanakan politik Jokowi.
Lebih dari itu, me-reshuffle seluruh kader Nasdem dari kabinet juga semakin menguatkan kesan bila Jokowi lebih menomorsatukan kepentingan politiknya ketimbang profesionalitas kabinetnya.
Di sisi lain reshuffle kabinet dengan mencopot menteri asal Nasdem juga akan membahayakan posisi Jokowi bila pada Pilpres 2024 nanti capres jagoan Nasdem yang keluar sebagai pemenangnya.
Tak Ada Alasan Jokowi Me-Reshuffle Johnny G Plate
Banyak yang mengatakan Johnny G Plate masuk dalam daftar menteri yang akan dicopot Jokowi. Jika dicermati, pernyataan-pernyataan pencopotan Johnny sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika lebih cenderung pada desakan.
Sayangnya, banyak dari pendesak pencopotan Johnny G Plate yang tidak mengetahui tugas dan fungsi Kominfo. Sehingga desakan mereka tidak berdasarkan pada kinerja Johnny dalam memimpin Kominfo. Misalnya, mengatakan kegagalan Kominfo dalam mengatasi serangan hacker. Padahal sudah sangat jelas bila serangan siber merupakan tupoksi BSSN.
Para pendesak pencopotan Johnny G Plate dari Menkominfo pun menggunakan latar belakang pendidikan Johnny G Plate sebagai alasannya.