Johnny Plate lahir di Ruteng, Flores, NTT pada 10 September 1956. Sekjen Partai Nasdem ini menempuh studi ekonomi dan manajemen bisnis di Universitas Katolik Atma Jaya. Dengan latar belakang pendidikannya, Johnny sukses  mengelola bisnis peralatan pertanian. Dengan modal kesuksesan itu, ia kemudian bergabung dengan AirAsia dan menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan.
Sebelum menjabat Menkominfo sejak dilantik pada 23 Oktober 2019, Johnny memang bukan saja tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang "kekominfoan", tetapi juga pengalaman kerja. Namun demikian, menteri adalah jabatan politis yang tidak terkait latar belakang, baik itu pendidikan maupun pengalaman kerja.
Di era Presiden Soeharto, misalnya, Jenderal M Yusuf yang berlatar belakang militer diangkat sebagai Menteri Pendidikan. Mahfud MD yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di bidang pertahanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid dipilih sebagai Menteri Pertahanan.
Pada masa Jokowi, Menteri Kesehatan dijabat oleh Budi Gunadi Sadikin yang baik pendidikan maupun pengalaman kerja sama sekali tidak terkait masalah. Bahkan, pada periode pertamanya Jokowi mendudukan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Karenanya desakan atau pun usulan pencopotan Johnny G Plate dari jabatannya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika karena latar belakang pendidikannya sangat mengada-ada.
Karenanya, Johnny Plate baru di-reshuffle jika dan hanya jika kinerjanya dinilai tidak memuaskan. Dan, karena alasan kinerja ini jugalah Johnny masih menjabat Menkominfo meski sudah berulang kali namanya disebut-sebut setiap kali beredar isu reshuffle kabinet.
Kinerja Johnny G Plate yang Kurang Disorot Media
Seperti yang diberitakan oleh sejumlah media, pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mencari sumber pembiayaan guna keberhasilan peluncuran Satelit Satria.Â
Ketika itu, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI, Menkominfo Johnny G Plate menargetkan financial closing Satelit Satria rampung pada kuartal pertama 2020.
Namun, tetiba virus Corona (COVID-19) menyerang dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya, hampir seluruh rencana terpaksa harus dikaji, tidak terkecuali rencana peluncuran Satelit Satria. Terlebih, pengoperasian satelit baru bukanlah proyek yang diprioritaskan.
Dilandasi kebutuhan yang sebenarnya sangat mendesak. Johnny G Plate berupaya keras mencari peluang pendanaan proyek Satelit Satria.Â
Setelah financial closing yang terpaksa harus molor dari waktu yang ditargetkan, akhirnya proyek pengadaan Satelit Satria kembali berjalan setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika memutuskan skema pembiayaan proyek Satelit Satria dilakukan melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).