Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Langlang Buanakan Wastra Nusantara, Kominfo dan Dekranas bisa Coba Sistem Dropshipping

2 Juli 2022   18:31 Diperbarui: 2 Juli 2022   18:33 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana diketahui, sejumlah daerah di Indonesia, terutama di daerah 3T (terluar, tertinggal, dan terpencil) belum mendapatkan layanan internet yang baik. Beruntung, Kominfo terus menggenjot infrastruktur komunikasi agar semua daerah di Indonesia mendapat layanan internet.

Di samping persoalan layanan internet, banyak pelaku UMKM yang belum dapat meng-go digital-kan usahanya karena berbagai faktor. Beberapa di antaranya karena tingkat pendidikan, usia, dan penguasaan pada ekonomi digital. Sialnya, produksi wastra lebih banyak diminati oleh generasi "U" atau uzur. 

Ada dua solusi untuk meng-go digital-kan produk-produk UMKM wastra agar dapat melanglang buana. Pertama melalui sistem reseller dan kedua melalui sistem dropship.

Untuk sistem reseller masalahnya ada pada kemauan pelaku usaha ini untuk menanamkan modalnya untuk membeli dan menjual produk-produk wastra melalui etalase digitalnya.

Dalam pemasaran wastra yang memiliki banyak dimensi, banyak faktor yang dipertimbangkan oleh reseller, salah satunya motif kain. Reseller pastinya hanya akan mendistribusikan motif kain yang banyak diminati oleh pasar. Untuk motif-motif yang laku terjual, reseller pastinya mau menanamkan modalnya. Dan, biasanya motif-motif tersebut sudah terkenal.

Lantas bagaimana dengan motif yang belum terkenal?

Untuk motif yang belum terkenal, pemasaran bisa dilakukan dengan sistem dropshipping. Dengan sistem ini pemasar tidak perlu modal untuk membeli dan menyiapkan ruang untuk penyimpanan. Pemasar cukup menawarkan barang dagangannya melalui berbagai platform digital.

Masalahnya, untuk sistem ini, baik pelaku dropshipping sebagai pemasar dan pelaku UMKM harus sama-sama melek e-commerce. Pasalnya, dropshipper yang mendapat pesanan harus menginformasikan kepada pengrajin agar mengirimkan barang kepada pembelinya. Jika pengrajin wastra tidak melek e-commerce, maka sistem ini akan mandek.

Untuk mengatasinya, pelaku dropshipping-lah yang harus mengambil barang pesanan untuk kemudian dikirimkan ke pembelinya. Untuk itu pelaku dropshipping harus tinggal di sekitaran pengrajin wastra.

Pemerintah tinggal mengajak warga yang bermukim di sekitar tempat usaha wastra untuk membuka usaha dropshipping-nya. Namun, untuk itu pemerintah perlu memberikan pelatihan kepada warga yang berminat. Dalam hal ini Kominfo bisa melaksanakannya lewat Program Digital Talent Scholarship. Selain itu, Kominfo juga bisa menggerakkan komunitas digital, seperti SiberKreasi.

Dengan memasarkan produk UMKM wastra melalui sistem dropshipping ini, Kominfo secara tidak langsung telah membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga, yaitu dropshipper.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun