Kilau Digital Permata Flobamora sendiri merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia seri Juni 2021 di mana Kominfo manjadi salah satu anggotanya.. Sementara, Flobamora adalah kawasan kepulauan di Nusa Tenggara Timur, meliputi Flores, Sumba, Timor, dan Alor.Â
Dalam kesempatan itu, Johnny G. Plate mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meng-go digital-kan promosi penjualannya sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Kilau Digital Permata Flobamora sendiri digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selaku penyelenggara utama dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pendukungnya. Â
Lewat Kilau Digital Permata Flobamora, Menkominfo Johnny G Plate menargetkan 30 juta UMKM telah tergabung dalam ekosistem digital pada 2024
"Target kami adalah hasil karya artisan, kehebatan-kehebatan local wisdom itu harus bisa ditampilkan di dalam ruang digital melalui marketplace untuk menjangkau pasar yang tidak terbatas, tidak saja pasar domestik tapi juga cross border atau lintas negara," sambungnya.
Tapi, apa yang terlihat saat ini?
Saat ini, "Kilau Digital Permata Flobamora" sudah tidak terdengar lagi gaungnya. Malah, menurut who.is, domain kilaudigitalflobamora.id saat ini sudah berstatus inactive. Google Cache pun sudah tidak meng-crowl data yang pernah diunggah website ini karena error berkode 503.
Timbul pertanyaan, kenapa pemerintah tidak mengelola website tersebut?
Reseller dan Dropshipper: Belajar dari "Kilau Digital Permata Fobamora"
Ketika bersama 20 Kompasianer menulis kiprah UMKM yang dikemas dalam buku "Hidup yang Lebih Berarti" pada 2016, penulis memperoleh informasi bahwa hampir seluruh pelaku UMKM yang memproduksi batik Trusmi telah meng-go digital-kan usahanya. Hal ini dikarena layanan internet di daerah Trusmi sangat bagus dan sebagian anak mudanya sudah melek e-commerce.
Namun, bagaimana dengan UMKM-UMKM daerah-daerah lainnya di Indonesia?