Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Satelit Satria 1 Plus HBS-nya bakal Pacu UMKM di Daerah 3T

14 Maret 2022   12:29 Diperbarui: 14 Maret 2022   12:33 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kerap disampaikan Kemkominfo, salah satu program pemerintah saat ini adalah penuntasan penyediaan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia, Untuk tujuan itulah Kemkominfo yang saat iini dipimpin oleh Johnny G Plate menjalankan proyek satelit Satria 1.

Di tengah pembangunan Satelit Satria 1, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika juga merencanakan untuk merealisasikan pembangunan satelit back up untuk Satelit Satria 1. Satelit pendukung Satelit Satria 1 yang dinamakan Hot Backup Satelit (HBS) ini dianggarkan sebesar sebesar Rp5,2 triliun.

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama BAKTI Anang Latif HBS berfungsi sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat Satria 1 mengalami anomali ketika meluncur.

"Kemkominfo akan menjalankan satelit Satria 1 untuk menyediakan akses internet di 150 ribu titik layanan publik. Penyediaan Satria 1 perlu didukung satelit backup HBS, jika terjadi anomali selama masa peluncuran maupun gangguan selama masa operasional 15 tahun mendatang," kata Anang dalam konferensi pers di Kemkominfo yang disaksikan secara daring pada 11 Maret 2022.

Batik Cirebon yang telah "Mengorbit" 

Bagi pedagang online Batik Cirebon, menjual barang dagangannya tidaklah sulit. Sebab, hanya dengan mengetikkan kata kunci "batik cirebon online" pada kotak mesin pencari Google, akan muncul ratusan ribu tautan hanya dalam hitungan detik.

Dengan mudahnya calon pembeli mencari Batik Cirebon lewat internet, sudah barang tentu membuat penjualan para pedagang online Batik Cirebon pun semakin meningkat. Para calon pembeli dan penjual bisa saling bertemu lewat dunia maya yang dilanjutkan dengan tawar-menawar. 

Lewat etalase maya itu pula, para pedagang batik Cirebon dapat menjangkau pembeli dari sejumlah daerah di seluruh Indonesia juga dari berbagai negara, seperti Thailand, Brunei Darussalam, Jepang, Malaysia, dan beberapa negara lainnya

Di Kabupaten Cirebon, Desa Trusmi Kulon yang dikenal sebagai Desa Batik. Di desa ini tercatat lebih dari tiga ribu atau sekitar delapan puluh persen warganya mencari nafkah dari industri batik. Dan, banyak dari mereka yang saat ini sudah melek internet sekaligus memanfaatkan jaringan internet untuk menjajakan barang dagangannya. 

Sebagaimana daerah lainnya di wilayah Cirebon, akses internet di daerah Trusmi memang cukup baik. Bahkan, di Pasar Batik Trusmi, sejumlah pedagang telah memanfaatkan fasilitas WiFi yang disediakan pengelola pasar.

Desa Trusmi Kulon memang bukan daerah tertinggal. Jarak desa ini dengan jalan raya Cirebon-Bandung hanya sekitar 4 KM. Kontur tanah di area itu pun tidak berbeda dengan rerata daerah di kawasan Kabupaten Cirebon lainnya yang relatif datar tanpa perbukitan. Maka tidak mengherankan bila di daerah yang dibangun oleh Ki Gede Trusmi ini memiliki jaringan internet yang mendukung UMKM, khususnya pelaku usaha batik Cirebon. 

Tetapi, bagaimana dengan industri kreatif dari Daerah 3T (terpencil, terdepan, dan tertinggal) yang sampai saat ini belum terjamah oleh jaringan internet?

Satelit Satria 1 Plus HBS Pacu UMKM di Daerah 3T

Ada setidaknya dua ratusan daerah 3T yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sampai saat ini sekitar 26 juta warga yang tinggal di daerah-daerah tersebut yang belum bisa memanfaatkan jaringan internet.

Padahal, seperti Trusmi dan daerah-daerah lainnya di Indonesia, banyak daerah tertinggal yang memiliki keunikan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun bahkan menjadi sumber penghidupan masyarakatnya selama ini. 

Tentunya keunikan ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi setempat serta mengangkat kesejahteraan masyarakatnya.

Sayangnya, meskipun telah ada 479 ribu BTS dan sudah di-deploy di penjuru Indonesia, namun ratusan BTS tersebut masih belum cukup untuk melayani luas wilayah Indonesia begitu besar. 

Namun, dalam waktu kurang dari dua tahun ke depan, daerah-daerah yang termasuk terpencil, terdepan, dan tertinggal akan terjangkau oleh jaringan internet. Karena, sebagaimana yang diproyeksikan, Satelit SATRIA-1 yang tengah disiapkan juga ditujukan untuk memperkuat transformasi ekonomi digital. Sejalan dengan mengorbitnya Satelit Satria 1, pemasaran produk-produk hasil UMKM di Daerah 3T pun dapat lebih diperluas. 

Dan, sebagaimana warga Desa Trusmi Kulon yang telah memanfaatkan jaringan internet untuk memasarkan Batik Cirebon ke segala penjuru dunia, warga di Daerah 3T pun dapat memanfaatkan jaringan internet untuk melanglangbuanakan hasil dari industri kreatif yang digelutinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun