Desa Trusmi Kulon memang bukan daerah tertinggal. Jarak desa ini dengan jalan raya Cirebon-Bandung hanya sekitar 4 KM. Kontur tanah di area itu pun tidak berbeda dengan rerata daerah di kawasan Kabupaten Cirebon lainnya yang relatif datar tanpa perbukitan. Maka tidak mengherankan bila di daerah yang dibangun oleh Ki Gede Trusmi ini memiliki jaringan internet yang mendukung UMKM, khususnya pelaku usaha batik Cirebon.Â
Tetapi, bagaimana dengan industri kreatif dari Daerah 3T (terpencil, terdepan, dan tertinggal) yang sampai saat ini belum terjamah oleh jaringan internet?
Satelit Satria 1 Plus HBS Pacu UMKM di Daerah 3T
Ada setidaknya dua ratusan daerah 3T yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sampai saat ini sekitar 26 juta warga yang tinggal di daerah-daerah tersebut yang belum bisa memanfaatkan jaringan internet.
Padahal, seperti Trusmi dan daerah-daerah lainnya di Indonesia, banyak daerah tertinggal yang memiliki keunikan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun bahkan menjadi sumber penghidupan masyarakatnya selama ini.Â
Tentunya keunikan ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi setempat serta mengangkat kesejahteraan masyarakatnya.
Sayangnya, meskipun telah ada 479 ribu BTS dan sudah di-deploy di penjuru Indonesia, namun ratusan BTS tersebut masih belum cukup untuk melayani luas wilayah Indonesia begitu besar.Â
Namun, dalam waktu kurang dari dua tahun ke depan, daerah-daerah yang termasuk terpencil, terdepan, dan tertinggal akan terjangkau oleh jaringan internet. Karena, sebagaimana yang diproyeksikan, Satelit SATRIA-1 yang tengah disiapkan juga ditujukan untuk memperkuat transformasi ekonomi digital. Sejalan dengan mengorbitnya Satelit Satria 1, pemasaran produk-produk hasil UMKM di Daerah 3T pun dapat lebih diperluas.Â
Dan, sebagaimana warga Desa Trusmi Kulon yang telah memanfaatkan jaringan internet untuk memasarkan Batik Cirebon ke segala penjuru dunia, warga di Daerah 3T pun dapat memanfaatkan jaringan internet untuk melanglangbuanakan hasil dari industri kreatif yang digelutinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H