Seperti yang kerap disampaikan Kemkominfo, salah satu program pemerintah saat ini adalah penuntasan penyediaan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia, Untuk tujuan itulah Kemkominfo yang saat iini dipimpin oleh Johnny G Plate menjalankan proyek satelit Satria 1.
Di tengah pembangunan Satelit Satria 1, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika juga merencanakan untuk merealisasikan pembangunan satelit back up untuk Satelit Satria 1. Satelit pendukung Satelit Satria 1 yang dinamakan Hot Backup Satelit (HBS) ini dianggarkan sebesar sebesar Rp5,2 triliun.
Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama BAKTI Anang Latif HBS berfungsi sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat Satria 1 mengalami anomali ketika meluncur.
"Kemkominfo akan menjalankan satelit Satria 1 untuk menyediakan akses internet di 150 ribu titik layanan publik. Penyediaan Satria 1 perlu didukung satelit backup HBS, jika terjadi anomali selama masa peluncuran maupun gangguan selama masa operasional 15 tahun mendatang," kata Anang dalam konferensi pers di Kemkominfo yang disaksikan secara daring pada 11 Maret 2022.
Batik Cirebon yang telah "Mengorbit"Â
Bagi pedagang online Batik Cirebon, menjual barang dagangannya tidaklah sulit. Sebab, hanya dengan mengetikkan kata kunci "batik cirebon online" pada kotak mesin pencari Google, akan muncul ratusan ribu tautan hanya dalam hitungan detik.
Dengan mudahnya calon pembeli mencari Batik Cirebon lewat internet, sudah barang tentu membuat penjualan para pedagang online Batik Cirebon pun semakin meningkat. Para calon pembeli dan penjual bisa saling bertemu lewat dunia maya yang dilanjutkan dengan tawar-menawar.Â
Lewat etalase maya itu pula, para pedagang batik Cirebon dapat menjangkau pembeli dari sejumlah daerah di seluruh Indonesia juga dari berbagai negara, seperti Thailand, Brunei Darussalam, Jepang, Malaysia, dan beberapa negara lainnya
Di Kabupaten Cirebon, Desa Trusmi Kulon yang dikenal sebagai Desa Batik. Di desa ini tercatat lebih dari tiga ribu atau sekitar delapan puluh persen warganya mencari nafkah dari industri batik. Dan, banyak dari mereka yang saat ini sudah melek internet sekaligus memanfaatkan jaringan internet untuk menjajakan barang dagangannya.Â
Sebagaimana daerah lainnya di wilayah Cirebon, akses internet di daerah Trusmi memang cukup baik. Bahkan, di Pasar Batik Trusmi, sejumlah pedagang telah memanfaatkan fasilitas WiFi yang disediakan pengelola pasar.