Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hangatkan Kembali Heritage of Toba di Tengah Empasan "Winter is Coming"

26 September 2021   19:42 Diperbarui: 26 September 2021   20:15 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lanskap Danau Toba. (Sumber: Shutterstock/franshendrik Tambunan)

Pepatah yang bermakna "ketika menghadapi masalah apapun dalam kehidupan ini maka terimalah dengan hati yang sabar dan iman yang kuat" ini membuat pelaku pariwisata Toba berupaya keras mencari solusi atas memburuknya situasi yang tengah dihadapinya.

Di tengah makin mendinginnya perekonomian, pada 20 Februari 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) meluncurkan program yang dinamai Beli Kreatif Danau Toba. 

Lewat program diikuti oleh 200 pelaku kreatif subsektor kuliner, kriya, dan fashion dari wilayah kabupaten/kota di seputar DSP Toba tersebut, Kemenparekraf berhasil menaikkan level pelaku ekonomi kreatif DSP Toba. Sampai Juni 2021 atau 3 bulan setelah pencanangan "Beli Kreatif Toba", Kemenparekraf mencatat kenaikan jumlah pelaku usaha kreatif dari 200 menjadi 801 dengan omset Rp 22.7 miliar. 


Di tengah semakin memburuknya perekonomian yang ditandai dengan gulung tikarnya 32 pelaku UMKM dan pertumbuhan ekonomi yang hanya berkisar 3.10 persen pada Semester I-2021, upaya kementerian yang saat ini dikomandoi oleh Sandiaga Salahuddin Uno ini patut diacungi jempol.

Jika pelaku usaha kreatif bisa dipacu dengan mendigitlisasinya. Tidak demikian dengan wisata alam, wisata kuliner, serta MICE. Bahkan, kebangkitan ketiganya sangat tergantung pada kemajuan program vaksinasi.

Namun seiring kemajuan program vaksinasi yang ditandai oleh semakin bertambahnya warga yang mendapatkan vaksin, Kemenparekraf bisa kembali menggeliatkan DSP Toba serta Heritage of Toba-nya.

Untuk itu PeduliLindungi bisa dikembangkan menjadi aplikasi plus-plus. Dengan menggunakan PeduliLindungi, setiap pelancong bukan saja dapat memasuki kawasan DSP Toba, melainkan juga mendapatkan insentif yang dikonversikan dalam bentuk diskon pembelian tiket masuk obyek wisata, pembayaran kuliner di sekitar DSP Toba, pembelian souvenir. Diskon pun diberikan untuk aktivitas MICE yang dihelat di tano Toba.

Ide ini mirip dengan program pemerintah di awal masa pandemi yang memberikan diskon 50 persen bagi pembelian tiket pesawat untuk tujuan 10 destinasi wisata. Untuk program ini, pemerintah menganggarkan Rp 860 miliar. Jika program pemerintah ini tertuju pada sektor perhubungan, maka PeduliLindungi "Plus-Plus langsung tertuju pada sektor pariwisata serta UMKM yang terkait dengannya.

Namun, untuk mendapatkan insentif, selain menunjukkan sertifikat vaksinasi, pelancong juga wajib membagikan pengalaman berwisatanya di kawasan DSP Toba lewat akun media sosialnya. 

Unggahan di media sosial itu kemudian ditunjukkan kepada penjaga tiket, penjaja kuliner, pedagang souvenir, resepsionis hotel, dan lain sebagainya sebagai syarat untuk mendapatkan diskon. Dengan begitu, pelancong DSP Toba juga turut serta mempromosikan pariwisata Toba dan segala warisan yang ditinggalkannya. Dengan cara ini diharapkan akan banyak lagi pelancong yang datang ke DSP Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun