Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hangatkan Kembali Heritage of Toba di Tengah Empasan "Winter is Coming"

26 September 2021   19:42 Diperbarui: 26 September 2021   20:15 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lanskap Danau Toba. (Sumber: Shutterstock/franshendrik Tambunan)

"Kondisi pariwisata Danau Toba sekarang sudah sangat terpuruk. Namun, kami tidak melihat ada cara-cara khusus penanganan pandemi dalam hal Danau Toba sebagai destinasi super prioritas nasional," kata Koordinator Komunitas Pelaku Pariwisata Samosir, Ombang Siboro, kepada Kompas.com pada 19 Agustus 2021.

Sebagaimana yang diinformasikan, pasca pandemi, jumlah pengunjung Toba setiap harinya kurang dari 50 orang setiap harinya. Padahal, jumlah pemilik warung makanan atau pengelola lokasi wisata tercatat sekitar 57 orang.

Sialnya lagi, seperti yang dituturkan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Lumban Bulbul, Parluhutan Simangunsong kepada Tribunnews, kebanyakan dari pengunjung hanya menikmati keindahan Danau Toba dan mengabadikannya dengan foto tanpa memesan makanan, minuman, atau membeli souvenir. Tidak mengherankan bila pedagang pernak-pernik mengeluhkan omzetnya yang turun hingga 80 persen.

Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 4 Pintu Masuk Januari 2021 (Sumber BPS Kab Toba Samosir)
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 4 Pintu Masuk Januari 2021 (Sumber BPS Kab Toba Samosir)

Keluhan Ombang dan Parluhutan itu terkonfirmasi dari catatan yang dirilis BPS Kabupaten Toba Samosir. Jumlah wisatawan turun drastis. Bahkan pada Mei 2020 terdata hanya satu pelancong mancanegara yang datang untuk menikmati Heritage of Toba. 

Padahal, dua bulan sebelumnya, BPS mencatat sebanyak 7.832 turis asing yang datang menikmati berbagai Heritage of Toba. Anjloknya kunjungan wisatawan asing ke DSP Toba bisa dilihat dari grafik yang dirilis oleh BPS Kabupaten Toba Samosir.

Lantaran terjangan pandemi Covid-19 itu pula, MICE yang bisa dikatakan sebagai sub sektor dari pariwisata pun mengalami pukulan yang tak kalah hebat. 

MICE atau Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions, menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Hosea Andreas Runkat, mengalami kerugian sebesar Rp 44.3 triliun. Toba sebagai salah satu daerah yang menawarkan MICE pun pastinya tak luput dari empasan pandemi Covid-19.

Bisa dikatakan, "Winter is Coming" yang mendinginkan perekonomian dunia dan ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 telah membekukan Toba dengan segala warisan yang ditawarkannya.

 

Geliatkan DSP Toba dengan Kembangkan PeduliLindungi Jadi Aplikasi Plus-Plus (Sebuah Ide)

Namun demikian, sebagaimana pepatah Batak "bahenma dirimu songon laut naluas , manang songon dia pe masalah naroh tungolumu, jalo ma dohot roha naserep dohot iman na gogo". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun