Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konflik Demokrat Posisikan Jokowi seperti Bima dalam Lakon "Dewa Ruci"

14 Maret 2021   13:40 Diperbarui: 14 Maret 2021   13:47 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam polemik kisruh Partai Demokrat, Jokowi harus sanggup memilah mana yang benar dan mana yang salah. Yang terlihat atau terpikir benar benar belum tentu merupakan kebenaran sejati. Begitu pula sebaliknya. Dalam suluk Gatholoco, didendangkan di mana pada suatu kasus daging babi lebih halal ketimbang daging kambing.

BIN sebagai koordinator penyelenggara intelijen negara pastinya telah menyetorkan setumpuk informasinya terkait konflik internal Partai Demokrat, termasuk posisi Moeldoko sebagai KSP. 

Dan, sesuai UU No. 17/2011 tentang Intelijen Negara, BIN pastinya telah memberikan masukan atau rekomendasi kepada Jokowi. Dari informasi dan rekomendasi BIN itulah Jokowi bisa mengambil keputusan terkait posisi Moeldoko sebagai KSP.

Masalahnya, sebagaimana Bima dalam lakon Dewa Ruci, menghadapi ular yang menyimbolkan sifat jahat dalam diri sendiri jauh lebih sulit ketimbang menghadapi dua raksasa sakti yang menggambarkan kekuatan dari luar. Begitu juga dengan Jokowi, menghadapi polemik konflik internal Partai Demokrat lebih mudah ketimbang menghadapi rengekan kelompok-kelompok "ular" di sekitarnya yang mengincar posisi Moeldoko sebagai KSP.

KLB Demokrat: Moeldoko sengaja Masuki "Cakrabyuha" Konflik Demokrat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun