Dalam polemik kisruh Partai Demokrat, Jokowi harus sanggup memilah mana yang benar dan mana yang salah. Yang terlihat atau terpikir benar benar belum tentu merupakan kebenaran sejati. Begitu pula sebaliknya. Dalam suluk Gatholoco, didendangkan di mana pada suatu kasus daging babi lebih halal ketimbang daging kambing.
BIN sebagai koordinator penyelenggara intelijen negara pastinya telah menyetorkan setumpuk informasinya terkait konflik internal Partai Demokrat, termasuk posisi Moeldoko sebagai KSP.Â
Dan, sesuai UU No. 17/2011 tentang Intelijen Negara, BIN pastinya telah memberikan masukan atau rekomendasi kepada Jokowi. Dari informasi dan rekomendasi BIN itulah Jokowi bisa mengambil keputusan terkait posisi Moeldoko sebagai KSP.
Masalahnya, sebagaimana Bima dalam lakon Dewa Ruci, menghadapi ular yang menyimbolkan sifat jahat dalam diri sendiri jauh lebih sulit ketimbang menghadapi dua raksasa sakti yang menggambarkan kekuatan dari luar. Begitu juga dengan Jokowi, menghadapi polemik konflik internal Partai Demokrat lebih mudah ketimbang menghadapi rengekan kelompok-kelompok "ular" di sekitarnya yang mengincar posisi Moeldoko sebagai KSP.
KLB Demokrat: Moeldoko sengaja Masuki "Cakrabyuha" Konflik Demokrat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H