Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beranikah Adian Napitupulu Tantang Erick Thohir Lakukan Ini?

18 Juli 2020   10:19 Diperbarui: 23 Juli 2020   12:21 4844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir (Sumber: Kompas.com)

"BUMN Dan UMKM dalam Cerita dan Angka: Siapa Pahlawan Sesungguhnya?" tulis Adian Napitupulu sebagai judul artikelnya. Adian menuliskannya sebagai Sekjen Pena 98, sebuah jaringan dari kelompok aktivis mahasiswa Indonesia era 98.

Adian tidak menuliskan tanggal pada artikel yang ditulisnya itu. Hanya saja, JPPN yang pertama kali mempublikasikannya mengaku mendapatkan artikel itu pada siang 12 Juni 2020.

Namun apapun itu, pada hari-H artikel itu dipublikasikan, Adian mendadak dipanggil Presiden Jokowi ke Istana. Di Istana, Adian dan Jokowi berbincang empat mata. Kepada media, Adian mengaku pembicaraan tertutupnya dengan Jokowi tersebut terkait sorotannya kepada Menteri BUMN Erick Thohir. Salah satunya, soal keuangan BUMN.

Sayangnya, dalam tulisannya itu, Adian menyoroti persoalan yang membelit PT Garuda Tbk, termasuk masalah yang dialami maskapai penerbangan plat merah tersebut. Namun, Adian sama sekali tidak menyinggung persoalan BUMN lainnya, PT Jiwasraya, yang merugikan negara Rp 16.81 triliun. Padahal, persoalan terkait Jiwasraya lebih seksi lagi. 

Lebih parahnya lagi, saat mengulas isi tulisannya dalam program Satu Meja: The Forum yang ditayangkan Kompas TV pada 23 Juni 2020, Adian lebih terkesan mengincar jabatan ketimbang menyoal kinerja Erick Thohir.

Bakrie yang Awali Pembobolan Kas Jiwasraya

"Yang bolongi tahun 2006 menurut anda siapa? Bakrie jelas-jelas,' tegas  Komisaris PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro.

Diksi "Pembobol" pun kemudian dipilih Warta Ekonomi pada judul berita "Terkuak! Ini Empat Saham Bakrie Pembobol Aset Jiwasraya" ini terbilang ngeri-ngeri sedap. 

Berita yang diturunkan Warta Ekonomi pada 13 Juli 2020 itu menginformasikan kesaksian Kepala Divisi Investasi PT Jiwasraya Faisal Satria Gumay. 

Menurut kesaksian Faisal, ada 24 emiten yang sahamnya menjadi basis reksa dana milik Jiwasraya mengalami penurunan harga hingga menyentuh level terendah Rp 50 per lembar. Empat emiten di antaranya merupakan perusahaan dari Grup Bakrie, yakni PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Dua hari kemudian, kesaksian Faisal ditegaskan oleh Heru Hidayat. Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk itu bahkan menegaskan bahwa Grup Bakrie sebagai perusahaan yang awal-awal membawa kebangkrutan bagi Jiwasraya.

Kebangkrutan Jiwasraya, kata Heru, berawal dari pembelian  sejumlah emiten saham BUMI Resources (BUMI) sebelum 2008.

"Dari awal itu, Jiwasraya sudah bermasalah ketimpa tangga, beli saham Bakrie, kena krisis," terang Heru Hidayat seperti dikutip Republika.co.id.

Heru tidak salah apalagi berbohong. Pasalnya, jika ditelusuri, skandal PT Jiwasraya bisa dilacak hingga periode 2004-2006. Ketika itu, Jiwasraya membeli repo saham sejumlah perusahaan Bakrie Group, senilai Rp 3 triliun tanpa diawali analisis investasi. 

Duit yang dibenamkan Jiwasraya di perusahaan-perusahaan milik keluarga Bakrie itu belum kembali. Lantaran, setelah jatuh tempo, Bakrie Group tidak pernah menebus saham yang diagunkannya tersebut.

Repo Saham bisa Masuk Ranah Kriminal

Repo atau Repurchase Agreement saham merupakan salah satu bentuk investasi yang ada dalam dunia saham. Repo adalah perjanjian pinjaman dana dengan agunan saham atau surat utang. Jika peminjam gagal membayar pinjaman pada saat jatuh tempo, pendana berhak menyita saham yang diagunkan oleh peminjam.

Ada yang menarik dari transaksi repo saham. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyatakan OJK, ada banyak kasus penipuan atau transaksi ilegal yang mengatasnamakan repo sebagai gimmick. Lantaran, tambah Hoesen, banyak praktik repo tidak sesuai dengan best practice.

"Persoalan dalam transaksi repo ini sehingga harus dibuatnya standarisasi market karena selama ini banyak transaksi repo tetapi transaksinya tidak true sale," jelasnya.

Karena adanya kemungkinan unsur penipuan dalam transaksi repo saham ini, maka salah besar jika ada pendapat yang mengatakan transaksi ini semata  persoalan perdata. 

Beranikah Adian Napitupulu Tantang Erick Thohir Tagih Bakrie Group?

Anehnya, sekalipun duitnya belum dikembalikan Bakrie Group, Jiwasraya belum mengambil langkah-langkah hukum. Bahkan, menggugat secara perdata pun tidak dilakukan Jiwasraya.

Lebih aneh lagi, jangankan melakukan tindakan hukum, bahkan sampai artikel ini ditayangkan, belum satupun pernyataan dari Menteri BUMN Erick Thohir yang menyoroti repo saham Bakrie Group yang mengawali pembobolan kas Jiwasraya.

Sikap Erick yang seolah me-lock down-kan dirinya sendiri dalam keterlibatan kelompok usaha Bakrie inilah yang seharusnya juga disinggung oleh Adian Napitupulu dalam tulisannya. Bahkan, karena keseksiannya, seharusnya Adian menyoroti skandal Jiwasraya ini.

Adian jangan mau kalah dari kader PDIP lainnya. Arteria Dahlan, misalnya, menyatakan sikap tegasnya dengan mendesak Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas skandal Jiwasraya periode 2008-2016.

"Saya tahu betul wewenangnya Jaksa Agung mengusut 2016, bagaimana yang di tahun 2008 - 2016 kenapa tidak diaudit? Kejaksaan bisa minta audit kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," desak kolega Adian Napitupulu itu (Sumber Katadata)

Tapi, berbeda dari Arteria yang mendesak Kejagung menuntaskan skandal di tubuh BUMN, Adian justru menyinggung persoalan yang dihadapi BUMN lantaran menuntut Jokowi menuntaskan janji-janji politiknya, yaitu jatah menteri, duta besar, dan komisaris untuk aktivis 98.

Sudah barang tentu tuntutan Adian tersebut ditampik Jokowi. Lewat Menteri Sekretaris Negara Pratikno, meminta publik tak kembali membahas isu adanya reshuffle kabinet saat ini. Alasannya, para menteri sudah menunjukkan perubahan secara signifikan.

Tapi, kalau tidak mau kehilangan muka, Adian Napitupulu sebenarnya bisa saja terus menggoyang kursi Erick Thohir. Caranya, bukan menagih posisi-posisi yang dijanjikan Jokowi, tapi menantang Erick menagih  Bakrie Group menuntaskan transaksi repo sahamnya dengan Jiwasraya. 

Persoalannya, apakah Adian Napitupulu seberani kolega satu partainya, Arteria Dahlan yang tegas mengincar keterlibatan Bakrie Group dalam skandal Jiwasraya?  

Goyangan Adian Napitupulu pada Erick Thohir, "Deja Vu" 5 Tahun Silam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun