Anehnya, sekalipun duitnya belum dikembalikan Bakrie Group, Jiwasraya belum mengambil langkah-langkah hukum. Bahkan, menggugat secara perdata pun tidak dilakukan Jiwasraya.
Lebih aneh lagi, jangankan melakukan tindakan hukum, bahkan sampai artikel ini ditayangkan, belum satupun pernyataan dari Menteri BUMN Erick Thohir yang menyoroti repo saham Bakrie Group yang mengawali pembobolan kas Jiwasraya.
Sikap Erick yang seolah me-lock down-kan dirinya sendiri dalam keterlibatan kelompok usaha Bakrie inilah yang seharusnya juga disinggung oleh Adian Napitupulu dalam tulisannya. Bahkan, karena keseksiannya, seharusnya Adian menyoroti skandal Jiwasraya ini.
Adian jangan mau kalah dari kader PDIP lainnya. Arteria Dahlan, misalnya, menyatakan sikap tegasnya dengan mendesak Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas skandal Jiwasraya periode 2008-2016.
"Saya tahu betul wewenangnya Jaksa Agung mengusut 2016, bagaimana yang di tahun 2008 - 2016 kenapa tidak diaudit? Kejaksaan bisa minta audit kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," desak kolega Adian Napitupulu itu (Sumber Katadata)
Tapi, berbeda dari Arteria yang mendesak Kejagung menuntaskan skandal di tubuh BUMN, Adian justru menyinggung persoalan yang dihadapi BUMN lantaran menuntut Jokowi menuntaskan janji-janji politiknya, yaitu jatah menteri, duta besar, dan komisaris untuk aktivis 98.
Sudah barang tentu tuntutan Adian tersebut ditampik Jokowi. Lewat Menteri Sekretaris Negara Pratikno, meminta publik tak kembali membahas isu adanya reshuffle kabinet saat ini. Alasannya, para menteri sudah menunjukkan perubahan secara signifikan.
Tapi, kalau tidak mau kehilangan muka, Adian Napitupulu sebenarnya bisa saja terus menggoyang kursi Erick Thohir. Caranya, bukan menagih posisi-posisi yang dijanjikan Jokowi, tapi menantang Erick menagih  Bakrie Group menuntaskan transaksi repo sahamnya dengan Jiwasraya.Â
Persoalannya, apakah Adian Napitupulu seberani kolega satu partainya, Arteria Dahlan yang tegas mengincar keterlibatan Bakrie Group dalam skandal Jiwasraya? Â
Goyangan Adian Napitupulu pada Erick Thohir, "Deja Vu" 5 Tahun Silam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H