Sementara itu, menurut hasil penelitian, dari tujuh indikator makro ekonomi yang berkaitan dengan stabilitas sistem keuangan di negara dengan jumlah penduduk 270 juta ini, volatilitas nilai tukar rupiah memiliki pengaruh terbesar. Sebagaimana yang diteorikan, volatilitas nilai tukar mata uang berkaitan dengan permintaan dan penawaran mata uang domestik terhadap mata uang asing. Jika permintaan mata uang asing lebih besar daripada permintaan mata uang domestik, maka mata uang domestik terdepresiasi. Dan. depresiasi yang terlalu dalam berdampak pada ketidakstabilan ekonomi.Â
Impor merupakan slah satu faktor yang menyebabkan permintaan mata uang asing lebih besar adalah transaksi yang menyebabkan aliran mata uang domestik ke luar negeri.
Dengan begitu, bisa disimpulkan bila mengurangi impor sama halnya dengan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Impor bukan Dosa. Tapi, ...
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dari Januari sampai April 2020 masih surplus. Sepanjang masa itu, Indonesia mencatatkan total nilai ekspor sebesar 53.9 miliar dolar AS. Sedangkan, untuk impor terbukukan senilai 51.7 miliar dolar AS. Namun demikian, BPS juga mendata neraca perdagangan Indonesia pada dua tahun sebelumnya mengalami tekor. Pada 2019, defisit sebesar 3,20 miliar dollar AS. Angka ini lebih baik dari satu tahun sebelumnya yang mencatatkan defisit hingga 8,6 miliar dollar AS.
Ironisnya, sekalipun di negara zamrud khatulistiwa ini tongkat dan kayu bisa jadi tanaman, namun pada kenyataannya Indonesia masih mengimpor sejumlah kebutuhan pangannya. Beras, gula, gandum, kedelai, buah-buahan, sayuran adalah contoh komoditi pangan yang diimpor Indonesia. Â Â
Impor bukanlah penyakit. Impor, pada dasarnya adalah upaya untuk menutupi kekurangan pasokan dalam negeri.
Dalam diskusi daring yang dilangsungkan pada 22 Mei 2020 Faisal Basri menyentil impor pangan Indonesia yang menurut ekonom UI yang juga penulis Kompasiana ini tergolong tinggi.
"Impor sayur, saya kaget. Impor sayur itu sudah mencapai 770 juta dolar setahun pada 2019," ujar Faisal menyitir data dari BPS sebagaimana yang dikutip Tempo.co.
Faisal tidak salah, sebab menurut rekam data BPS, nilai impor sayuran cenderung meningkat. Impor sayuran naik dari 0.5 milir dolar AS pada 2015 menjadi 0.7 miliar pada kuartal pertama  2020.  Begitu juga dengan volumenya. Dari 738 ribu kg pada 2015 menjadi 770  ribu kg pada kuartal pertama 2020.