Apakah sebelum dinyatakan negatif, suspek corona yang meninggal dunia serta 24 pasien RS Kariadi Semarang sempat menjalani tes Swab?
Angka-angka yang Tidak Lagi Mengetarkan
Ketertutupan pemerintah pusat dalam kasus pandemi corona ini juga disentil oleh Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono V. Sri Sultan mendesak pemerintah untuk lebih transparan soal informasi wilayah zona merah corona.Â
Presiden Joko Widodo sendiri sudah mengakui bila pemerintah yang dipimpinnya merahasiakan sejumlah informasi terkait penanganan Covid-19. Katanya, tidak semua informasi memang bisa disampaikan ke publik agar tidak menimbulkan kepanikan.Â
"Saya sampaikan penanganan pandemi Covid-19 terus menjadi perhatian kita. Memang ada yang kita sampaikan dan ada yang tidak kita sampaikan. Karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat," kata Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada 13 Maret 2020 sebagaimana dikutip Kompas.com.
Dari pernyataan Sri Sultan dan Jokowi muncul pertanyaan, apakah sejumlah informasi terkait virus corona juga dirahasiakan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah?
Lantas, apakah status positif atau negatif orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP yang meninggal sebelum keluar hasil tes Swab termasuk salah satu informasi yang ditutupi?
Lantaran dugaan adanya ketidaktransparanan pemerintah pusat dalam penanganan kasus Covid-19 ini, semestinya angka 283 dan 401 yang jumlahnya berlipat-lipat dari data pemerintah pusat bukan lagi bagaikan petir di siang bolong.Â
Karenanya, Ridwan Kamil pun semestinya tidak lagi terkejut ketika mendapati informasi bahwa satu kecamatan di Kota Sukabumi menjadi klaster atau penyebaran baru virus Corona di Jawa Barat.
Sama tidak mengejutkannya ketika media memberitakan tentang The Centre for the Mathematical Modelling of Infectious Diseases (CMMID) yang menyatakan jumlah kasus Covid-19 yang tidak terdeteksi di Indonesia sebenarnya bisa mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu kasus.
Dengan informasi-informasi tersebut, seharusnya masyarakat sudah kebal kejut. Jadi, seharusnya sudah tidak terkejut lagi ketika mendapati angka-angka jumlah positif corona pada 24, 30, dan 31 Maret 2020 sama dengan jumlah yang dites yang dilakukan..
Pada tanggal 24 angka yang muncul 107. Tanggal 30 tercatat angka 129. Kemudian pada 31 Maret 2020 tercatat 114 untuk jumlah positif corona dan jumlah tes yang dilakukan.