Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

ISIS Eks-WNI: Misteri Angka dan Blackmail Erdogan

17 Februari 2020   11:04 Diperbarui: 18 Februari 2020   08:36 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawanan ISIS (Sumber: WALESONLINE.CO.UK)

Presiden Suriah Bashar al Assad (Sumber: Kompas.com)
Presiden Suriah Bashar al Assad (Sumber: Kompas.com)

Kemudian Assad pun mengecam sikap Erdogan yang memilih memulangkan teroris ISIS (asal Eropa). Bahkan, Assad menyebutnya sebagai upaya pemerasan. Lebih lagi Assad pun menyebutnya sebagai tindakan yang immoral.

"Erdogan is trying to blackmail Europe. A self-respecting man doesn't talk like this. There are institutions and there are laws. Extraditing terrorists or any convicted person to another state is subject to bilateral agreements between countries; but to release people from prison knowing that they are terrorists and sending them to other countries to kill civilians - this is an immoral act."

Assad benar. Meskipun Turki bisa mendeportasi warga negara asing yang melintasi batas ke Suriah secara ilegal, repatriasi tersebut juga tergantung pada sikap masing-masing negara asal. Sikap negara-negara asal ISIS itulah yang dimainkan oleh Turki.

Tudingan Assad jika Erdogan berupaya melakukan pemerasan terhadap negara asal ISIS bisa terlihat pada perubahan sikap Turki. 

Turki yang sebelumnya tegas akan mendeportasi ISIS yang ditahan di negaranya, termasuk yang berasal dari Indonesia, mendadak melunak setelah mengetahui Indonesia menolak pemulangan warganya yang terlibat dalam ISIS.

"Pemerintah kami punya beberapa program antara lain sebanyak mungkin kami menangkap mereka di perbatasan dan mengembalikan mereka sesuai negara asal di paspornya. Banyak yang sudah kami kirimkan kembali ke Jerman, Perancis, Belgia dan juga Indonesia. Tapi untuk saat ini, kami belum tahu," kata Duta Besar Turki untuk Indonesia Mahmut Erol Kilic pada 12 Februari 2020 sebagaimana dikutip  Republika.co.id.

Dari pernyataan Kilic tersebut, muncul pertanyaan apa yang diminta Turki bila Indonesia menolak pemulangan kombatan dan simpatisan ISIS asal Indonesia yang ditahan oleh otoritas Turki. Dan, inilah misteri kedua.

Artikel lain
"Khilafah 2020", Fiksi NIC yang Diyakini HTI Cs
Soal Agama Musuh Pancasila, Yudian Wahyudi Benar
Lewat "Proposal 660 WNI-ISIS," Assad Coba Tekan Jokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun