Berbeda dengan "penguasa', kata sosok "makelar" dalam puisi Fadli dapat ditelusuri lewat kronologi peristiwa yang melatarbelakanginya.
Peristiwa bisik-bisik ini berlangsung saat Jokowi yang didampingi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengunjungi kediaman Mbah Moen di Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang pada 1 Februari 2019.
Kemudian, sebagaimana biasanya, Mbah Moen memanjatkan doa. Namun kali ini Mbah Moen salah menyebut nama. Dalam doanya itu, Mbah Moen menyebut "Prabowo", bukan "Jokowi".
Atas kesalahan tersebut, Romy kemudian memberanian diri membisikan kesalahan yang baru saja dilakukan Mbah Moen dalam doanya.
Maka jelas, karena yang berbisik kepada Mbah Moen adalah Romy, maka yang dimaksud "makelar" dalam "Doa yang Tertukar" adalah Romy.
Karena sosok yang dibisiki Romy adalah Mbah Moen, maka jelas "kau" dalam "Doa yang Tertukar" adalah Mbah Moen atau Kyai Maimun Zubair.
Dengan demikian, orang terdekat Prabowo ini sudah tidak bisa mengelak lagi dari tuduhan yang menyebut dirinya melakukan penghinaan terhadap Mbaj Moen.
Masalahnya, bukan kali ini saja anak buah Prabowo ini melancarkan penghinaannya terhadap ulama Nahdlatul 'Ulama, Sebelumnya, pada 12 Juli 2018, Fadli merendahkan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf. Lewat akun Twitter-nya Fadli menyatakan kunjungan Kyai Yahya ke Israel itu memalukan bangsa Indonesia.
Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pd perjuangan Palestina. #2019GantiPresiden--- Fadli Zon (@fadlizon) June 11, 2018
Atas hinaan Fadli terhadap Kyai Yahya tersebut, Prabowo menyatakan permohonan maafnya. Karenanya patut ditunggu tindakan Prabowo atas hinaan Fadli kepada Mbah Moen. Apakah Prabowo hanya sekadar memohom maaf seperti sebelumnya atau akan mengambil tindakan tegas atas perbuatan Fadli?
Tuduhan Kubu Prabowo dalam Operasi "False Flag" Tabloid Indonesia Barokah