Orang-orang di sekitar Prabowo pun sepertinya tidak begitu nyaman berdekatan dengan kelompok-kelompok ini. Bahkan di mata Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo, PKS pun sudah dinilai sebagai kelompok radikal.
Penilaian ini terbaca saat adik kandung Prabowo tersebut menjawab pertanyaan salah satu peserta forum soal radikalisme di Indonesia dalam forum USINDO Washington Special Open Forum Luncheon pada 17 Juli 2013.
"Saya beri satu contoh. Di Kementerian Pertanian, yang dikuasai PKS. 73 PNS beragama Kristen sudah dipecat dalam sembilan tahun terakhir dan belum ada penggantinya. Bahkan sekarang ini tidak ada lagi PNS beragama Kristen di Kementerian Pertanian. Itu pasti berarti sesuatu kan? Jika ini dibiarkan. Anda paham maksudnya kan?" kata Hashim yang dalam forum itu juga menegaskan jika Prabowo pro Amerika Serikat (Sumber:Â Merdeka.com).
Alumni 212 hanyalah Pemilih Prabowo, bukan Pendukung Loyal
Adalah benar jika peserta Reuni 212 adalah calon pemilih Prabowo pada Pilpres 2019. Bahkan ada yang memperkirakan jika kelompok 212 mampu menyedot 20-30 juta pemilih bagi Prabowo. Tetapi, jatuhnya pilihan kepada Prabowo hanyalah karena keterpaksaan belaka, Hal ini diungkapkan PKS lewat anggota mejelis syuronya, Aboe Bakar Al Habsy.
"Cuma dua sih calonnya. Coba ada tiga. Kita pilih yang ketiga. Tapi, karena calonnya dua, ya yang terbaik," ungkapnya.
Komentar kader terbaik PKS ini semakin menegaskan jika Prabowo bukanlah bagian dari keluarga kelompok-kelompok Islam yang memiliki pandangan keagamaan serupa dengan PKS.
Ada sesuatu yang menarik untuk dicari jawabannya. Jika kelompok-kelompok ini mendukung Prabowo pada Pilpres 2019 bukanlah sesuatu yang aneh, tetapi, kenapa kelompok-kelompok yang sebelumnya begitu anti-Prabowo mendadak mendukung Prabowo saat Pilpres 2014? Padahal ketika itu elektabilitas Prabowo berada di bawah Jokowi.
Sejuta Bendera Hitam Bertuliskan Kalimat Tauhid
Rencananya pada reuni 212 itu juga akan dikibarkan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Jumlah yang diklaim pun tidak tanggung-tanggung: 1 juta.
Sebagai calon presiden, Prabowo pastinya menghindari moment-moment yang berpotensi dapat merusak nama baiknya di mata sebagian besar anak bangsa dan juga di mata dunia.