Kedua, kedekatannya secara geografis, budaya, dan lainnya pengurus parpol di daerahlah yang mampu mengelola simpatisan atau konstituen ketimbang pengurus pusat. Karenanya tidak mengherankan jika pada setiap pileg, pengurus daerah menjadi rebutan elit parpol di pusat.
Melihat beralihnya dukungan sejumlah pengurus daerah, bisa diperkirakan dalam beberapa waktu kedepan, sejumlah pengurus daerah parpol pendukung Ridwan Kamil lainnya akan mengalihkan dukungannya ke pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Pengalihan dukungan kepada pasangan yang dikenal sebagai DuoDM sangat beralasan mengingat seperti yang ditulis dalam "Pilgub Jabar 2018, Setelah Ridwan Kamil Melubangi Kapalnya Sendiri", saat ini Pilgub Jabar 2018 sudah menjadi milik pasangan dengan nomor urut 4 tersebut.
Terlebih, jika diamati, isu diterimanya dukungan Nasdem oleh Ridwan Kamil ini sebenarnya masih berada di permukaan. Namun, dampaknya sudah begitu menghancurkan Kang Emil yang dalam dua tahun terakhir digadang-gadang sebagai calon terkuat Gubernur Jawa Barat, bahkan sebagai capres atau cawapres. Bisa dibayangkan jika pada beberapa hari kedepan isu tersebjt sudah sampai ke kedalaman.
Bagi lawan-lawan Ridwan Kamil, isu dukungan Nasdem yang diterima Kang Emil merupakan muatan kampanye negatif. Dan isu ini seharusnya dapat digoreng sampai metang mengingat isu inilah yang berhasil menggembosi tingkat elektabilitas Walikota Bandung tersebut.
Dengan demikian, para lawan Ridwan Kamil seharusnya segera meninggalkan kampanye negatif LGBT yang berpotensi dapat dimanfaatkan Kang Emil untuk kembali menguatkan elektabilitasnya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H