Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bukan Kampanye Hitam "LGBT", Tapi Lewat Isu Inilah Ridwan Kamil Bisa Dikalahkan

23 Februari 2018   13:03 Diperbarui: 23 Februari 2018   13:59 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil (Sumber Kompas.com)

Ratusan kader ketiga parpol tersebut bukan hanya meninggalkan Kang Emil, tetapi juga mengalihkan dukungan kepada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Menariknya, mereka bukan sekadar kader biasa. Mereka dipimpin oleh Ketua Bapilu DPW PPP Jabar Komarudin Taher, Ketua Bapilu Partau Hanura Budi Hermansyah, dan Ketua Dewan Syuro PKB Kabupaten Subang Agus Eko Muhammad Solihuddin (Sumber: Tribunnews.com).

Menarik, kenapa dari keempat parpol pendukung Ridwan Kamil, hanya Nasdem yang tidak ikut dalam deklarasi pengalihan dukunga, Apakah Nasdem konsisten mendukung Kang Emil? Ataukah, Nasdem tidak diajak serta?

Namun, apapun itu kekuatan yang dimiluki Ridwan Kamil semakin menggembos.

Karenanya pendapat Pengamat Universitas Padjajaran Firman Manan yang mengatakan pengalihan dukungan dari Ridwan ke Deddy Mizwar tidak berpengaruh besar terhadap Ridwan. Katanya, selama elite partai tetap pada posisi mendukung, tidak berpengaruh terhadap koalisi.

"Selama elite partai itu tetap pada posisi mendukung, saya fikir tidak akan terlalu berpengaruh terhadap koalisinya. Lain soal kalau misalkan ketua partai di Jawa Barat, artinya elite politiknya menyatakan mengalihkan dukungan," ujar Pengamat Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan dihubungi Detik.com melalui telepon genggam, pada 20 Februari 2018 (Sumber: Detik.com).

Masih menurut Detik.com, Firman mengatakan bahwa arah dukungan terhadap pasangan calon ditentukan oleh elit partai di tingkat pusat. Sehingga, sambung dia, pengalihan dukungan partai tidak akan berpengaruh besar bila hanya dilakukan kader di tingkat daerah.

"Selama elite partai itu tetap pada posisi mendukung, saya fikir tidak akan terlalu berpengaruh terhadap koalisinya. Lain soal kalo misalkan ketua partai di Jawa Barat, artinya elite politiknya menyatakan mengalihkan dukungan," jelas dia.

Firman banar, koalisi parpol pendukung Ridwan Kamil tidak mengalami perubahan. Sebab, menurut aturannya parpol tidak bisa sembarangan mencabut dukungannya terhadap pasangan calon.

Tetapi Firman salah besar soal pengaruh elit parpol. Sebab, pertama, kompetisi pemilu kepala daerah, dan juga pilpres, lebih benyak dipengaruhi oleh kekuatan pasangan calon, bukan pada partai pengusungnya, apalagi oleh elit parpol.

Sebagai contoh, dalam Pilgub DKI 2012, Fauzi Bowo didukung oleh parpol-parpol yang tengah berada dalam lingkaran kekuasaan, termasuk Partai Demokrat. Dan, pada putaran kedua Pilgub DKI 2017 semua parpol, selain pendukung pasangan Jokowi-Ahok memihak kepada Fauzi Bowo. Tapi, pada kenyataannya Fauzi Bowo kalah melawan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun