Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mayjen Sudrajat: Manuver Radikal Prabowo di Jabar

9 Januari 2018   16:30 Diperbarui: 9 Januari 2018   16:45 3175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emil, masih disebut sebagai calon dengan elektabiliyas tertinggi. Faktanya, dengan tingkat elektabilitasnya yang tertinggi itu, Emil justru ditinggal oleh partai-partai besar pendukungnya.  

Emil ditinggal oleh Golkar dan PDIP pastimya karena kondisinya yang sudah melemah dan akan terus melemah. Hanya kelompok terpolarisasi dan terperdaya oleh pembodohan lembaga survai sajalah yang masih mendukung Emil.

Sedangkan TB-Anton hanya dapat berharap dari militansi pemilih tradisional PDIP. TB tidaklah seberuntung Rieke Dyah Pitaloka yang ketika turun dalam Pilgub Jabar 2013 dapat mengandalkan efek Jokowi. Dan, jumlah 20 % kursi DPRD yang diraih PDIP saat Pilleg 2014 pun tidak lepas dari efek Jokowi yang ketika itu masih bersinar terang.

Dalam Pilgub Jabar 2016, majunya duo 2D sangat unik mengingat keduanya memiliki tingkat elektabilitas yang jika dijumlahkan dapat mengalahkan para pesaingnya.

Di samping itu, kader Golkar Jabar tengah dalam kondisi solid selepas kisruh pencalonan Demul beberapa bulan yang lalu. Bahkan, di saat tiket Jabar 1 lepas dari tangan Demul. Kader Golkar pendukung Demul masih terus bergerilya blusukan ke kampung-kampung.

Sementara, dari sisi Demiz, popularitas Demiz yang berlatarbelakangkan aktor layar lebar dan layar kaca di samping tentu saja Wagub Jabar sudah tidak perlu diragukan lagi, Demikian juga dengan elektabilitasnya. Tidak salah jika nantinya SBY akan memanfaatkan populartas Demiz untuk mendongkrak popularitas AHY.

Berbeda dengan para pesaingnya, Mayjen Sudrajat memulai langkahnya di Jabar dari nol (Mayjen TB sekitar 2 tahun yang lalu sempat menyosialisasikan pencalonannya lewat sejumlah baliho).

Namun demikian bukan berarti peluang Sudrajat juga nol. Sudrajat sudah memiliki modal soliditas kader dan simpatisan parpol pendukungnya. Lebih dari itu, euforia kemenangan Anies-Sandi pastinya akan melecut semangat pendukung Prabowo di Jabar untuk mengulangi kesuksesan rekan-rekannya di DKI. .

Pilgub Jabar 2018 merupakan kelanjutan dari Pilgub DKI 2017, karenanya, sebagaimana kemenangan Anies-Sandi, kemenangan Sudrajat pastinya akan melapangkan jalan bagi lawan-lawan Jokowi (Tidak harus Prabowo) untuk memenangi Pilpres 2019.

Salam #KamiRadikal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun